Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Sakae Oba: Kisah Perwira Muda dan Samurai Terakhir Jepang di Saipan dalam Perang Pasifik

19 Desember 2024   13:35 Diperbarui: 19 Desember 2024   15:20 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakae Oba sekitar tahun 1937  (Sumber: Wikipedia)

Penyerahan Diri Samurai Terakhir Jepang di Saipan

Hal ini pun ditulis secara detail oleh sejarawan Dr. George Yagi, Jr. Meski sering berhasil dalam aksinya, kelompok Oba merasa semakin sulit untuk mengamankan pasokan. Dengan ancaman kelaparan, ia dengan berat hati memerintahkan warga sipil yang berada di bawah asuhannya untuk menyerahkan diri. Dengan hanya 46 orang yang tersisa di bawah komandonya, Oba akhirnya menerima komunike dari Markas Besar Umum Kekaisaran melalui upaya Mayor Jenderal Umahachi Amo. Ia diperintahkan untuk menyerah menyusul telah jatuhnya Jepang. Saat itu tanggal 27 November 1945.

Pada tanggal 1 Desember 1945, tiga bulan setelah perang berakhir, Oba berbaris keluar dari hutan di depan pasukannya yang tersisa. Tujuannya menemui Letnan Kolonel Marinir AS Howard Kurgis. Dengan upacara yang megah, pembela legendaris Saipan menyerahkan pedangnya saat pasukannya menyerahkan bendera dan senjata mereka. Mereka adalah yang terakhir dari 30.000 tentara Jepang yang telah mempertahankan pulau itu. Seorang fotografer Angkatan Laut AS mengambil foto momen itu, setelah 17 bulan pertempuran di Saipan akhirnya berakhir.

Saat Kapten Oba menyerahkan samurainya (Sumber: Militery History Now)
Saat Kapten Oba menyerahkan samurainya (Sumber: Militery History Now)

Sebagai pengakuan atas eksploitasinya, penyerahan diri Oba dirayakan oleh Marinir AS di pulau itu sebelum perwira muda dan sejumlah anak buahnya itu dipulangkan ke Jepang. Para marinir berkumpul berbaris untuk menjabat tangannya.

Empat puluh tahun setelah penangkapannya, seorang veteran dari operasi Saipan, Kopral Don Jones berkomentar tentang sang kapten: "Jika Oba adalah seorang Amerika, dia akan dianugerahi Congressional Medal of Honor." Melalui upaya Jones pula, yang akhirnya menulis buku tentang pengalaman Oba, dilakukan upaya agar pedang sang kapten yang diserahkan dikembalikan kepadanya --- sebuah isyarat menyentuh terakhir yang diberikan kepada mantan musuh yang disegani.

Bagi seorang samurai, pedangnya lebih dari sekadar senjata biasa, itu adalah jiwanya. Dihormati sebagai simbol kekuatan dan kehormatan, mereka diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, putra tertua selalu mewarisi senjata yang disayanginya. Itu adalah penghormatan yang pantas untuk "Rubah Saipan" yang legendaris.

Hari ini jika kita ingin melihat visualisasi perjuangan samurai terakhir Jepang di Saipan, Kapten Oba dan pasukannya bisa menjadikan film berjudul Oba: The Last Samurai yang telah tayang sejak tahun 2011 sebagai rujukan wajib untuk disimak.

Poster film Oba: The Last Samurai (Sumber: Wikipedia)
Poster film Oba: The Last Samurai (Sumber: Wikipedia)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun