Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Sakae Oba: Kisah Perwira Muda dan Samurai Terakhir Jepang di Saipan dalam Perang Pasifik

19 Desember 2024   13:35 Diperbarui: 19 Desember 2024   15:20 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakae Oba sekitar tahun 1937  (Sumber: Wikipedia)

Perwira tinggi Jepang di Saipan yang memerintahkan serangan banzai ini adalah Letnan Jenderal Yoshitsugu Shaito, sedangkan di antara perwira menengah yang akan memimpin di barisan depan adalah Kapten Sakae Oba. Setelah serangan, Letnan Jenderal Shaito ditemukan tewas di pos komandonya, sedangkan Kapten Oba masih terus memimpin gerilya dengan pos berpindah-pindah dalam hutan di Pulau Saipan. Anak buah Kapten Oba yang tersisa dari aksi banzai yang ikut menyertainya bergerilya tersisa 46 orang.

Strategi Gerilya dan Penyusupan

Kapten Oba beserta segelintir anak buahnya berhasil selamat dari pembantaian pasukan Amerika saat serangan banzai pada 7 Juli 1944. Mereka lantas mengumpulkan warga sipil Jepang untuk berlindung ke dalam hutan. Memang di antara tujuan gerilya Kapten Oba dan pasukannya adalah melindungi warga sipil yang mencapai 160 jiwa. Harapan mereka, Angkatan Laut Jepang akan datang menyelamatkan mereka.

Selama bergerilya, Kapten Oba membentuk kamp-kamp yang terdiri dari prajurit dan warga sipil. Tugas warga sipil adalah menyusup ke kamp-kamp Amerika tempat warga sipil lainnya ditahan. Sementara itu pasukan Kapten Oba bertugas melindungi mereka saat menjalankan aksinya.

The Fox of Saipan 

The Fox of Saipan atau Rubah Saipan adalah gelar yang disematkan pasukan Amerika kepada Kapten Oba dan pasukannya. Alasan mereka, Kapten Oba dan pasukannya seperti membayangi mereka di setiap saat dengan aksi gerilyanya. Saat pasukan Amerika menyadari keberadaan mereka, para Rubah Saipan itu segera meloloskan diri.

Pasukan Amerika juga sangat kesulitan menemukan jejak Kapten Oba, bahkan mereka tak mampu mengenali perwira muda itu meski bersama dengan pasukan kecilnya.

Ada kisah menarik yang dikutip dari artikel Dr. George Yagi Jr, seorang penulis dan sejarawan pemenang penghargaan di California State University, East Bay. Artikel berjudul The Fox of Saipan --- How Japanese Army Captain Sakae Oba Fought on After One of the Pacific War's Fiercest Battles yang dipublish pada 16 Januari 2022.

Dikisahkan bahwa dalam salah satu aksi penyusupan, Oba sendiri berhasil menyambar roti yang baru dipanggang dari ambang jendela toko roti Amerika. Pada misi lain, ia dengan berani melangkah ke kamar mandi musuh dan setelah selesai, melepaskan tembakan dengan pistolnya ke pasukan Amerika saat ia pergi. Satu lagi regu penyerbu menyelinap ke lapangan terbang dan menghancurkan sebuah pesawat pengebom B-29 saat diparkir di landasan. Dalam episode lain, Oba dikabarkan telah duduk di sebuah film yang sedang diputar untuk pasukan AS. Kapten buron itu juga menyusup ke kamp penjara sipil, menghindari penjaga untuk mengumpulkan info dan meningkatkan moral para tahanan.

Seiring berlalunya minggu, Oba terus membuat lawan-lawannya frustrasi. Tujuan utama misi Oba adalah mempertahankan pasukannya, jadi perlawanannya terbatas pada perang gerilya. Marah dengan perlawanan yang dilakukan para pemberontak, komandan Amerika memerintahkan serangan untuk menjaring Oba. Marinir lantas membentuk garis solid yang bergerak melintasi pulau ke arah utara dalam upaya memaksanya untuk melawan atau menyerah.

Oba berhasil mengecoh lawan-lawannya sekali lagi. Ia dan sejumlah pasukan menghindari penangkapan dengan bersembunyi di sisi tebing. Beberapa prajuritnya benar-benar tergantung di tepi tebing. Pada akhirnya, operasi besar-besaran ini hanya mengamankan segelintir tahanan, sebagian besar sudah tua dan lemah. Rencana Amerika untuk menangkap "Rubah" Saipan kembali gagal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun