Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Sherly Tjoanda: Kisah Keunggulan Cagub "Triple Minority" Pertama di Tengah Mayoritas

11 Desember 2024   08:28 Diperbarui: 11 Desember 2024   12:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sherly Tjoanda bersama suami (Sumber: Kompas.com)

Kemenangan terhadap Kebhinekaan

Hal lain yang disorot oleh Burhanuddin dari keunggulan Sherly Tjoanda bahwa ini menjadi pertanda kemenangan terhadap kebhinekaan bahkan kemenangan untuk Indonesia. Ini sekaligus menjadi eksperimen pertama di mana ada calon dari kalangan triple minority yang dapat unggul di tengah kalangan mayority dalam hal ini di Kepulauan Maluku yang mayoritas Muslim. Sherly sendiri beragama Kristen tetapi maju di wilayah yang 75% Muslim.  Burhanuddin juga berharap suatu ketika ada dari kalangan minoritas Muslim yang memimpin di daerah mayoritas non-Muslim.

Faktor lain yang menentukan keunggulan Sherly yaitu kejenuhan masyarakat. Mereka berkali-kali memilih karena kesamaan identitas seperti etnik (suku) ataupun agama, tetapi calon yang mereka dukung tetap tersandung kasus korupsi. Inilah sebabnya masyarakat menjatuhkan pilihan alternatif lain, bukan semata-mata persamaan identitas. Apalagi suami Sherly tergolong Bupati yang sukses meski ia juga memimpin di daerah mayoritas Muslim.

Jika disimpulkan keunggulan Sherly di Pilkada Maluku Utara versi hitung cepat meski ia menyandang triple minority disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, simpati masyarakat di mana media berperan meningkatkan popularitasnya; kedua, kemampuan personal yang dimiliki oleh Sherly sendiri; ketiga, cerita kesuksesan sang suami membangun Kabupaten Morotai; dan keempat, kekecewaan masyarakat atas pilihan mereka yang bersifat primordial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun