Kemenangan terhadap Kebhinekaan
Hal lain yang disorot oleh Burhanuddin dari keunggulan Sherly Tjoanda bahwa ini menjadi pertanda kemenangan terhadap kebhinekaan bahkan kemenangan untuk Indonesia. Ini sekaligus menjadi eksperimen pertama di mana ada calon dari kalangan triple minority yang dapat unggul di tengah kalangan mayority dalam hal ini di Kepulauan Maluku yang mayoritas Muslim. Sherly sendiri beragama Kristen tetapi maju di wilayah yang 75% Muslim. Â Burhanuddin juga berharap suatu ketika ada dari kalangan minoritas Muslim yang memimpin di daerah mayoritas non-Muslim.
Faktor lain yang menentukan keunggulan Sherly yaitu kejenuhan masyarakat. Mereka berkali-kali memilih karena kesamaan identitas seperti etnik (suku) ataupun agama, tetapi calon yang mereka dukung tetap tersandung kasus korupsi. Inilah sebabnya masyarakat menjatuhkan pilihan alternatif lain, bukan semata-mata persamaan identitas. Apalagi suami Sherly tergolong Bupati yang sukses meski ia juga memimpin di daerah mayoritas Muslim.
Jika disimpulkan keunggulan Sherly di Pilkada Maluku Utara versi hitung cepat meski ia menyandang triple minority disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, simpati masyarakat di mana media berperan meningkatkan popularitasnya; kedua, kemampuan personal yang dimiliki oleh Sherly sendiri; ketiga, cerita kesuksesan sang suami membangun Kabupaten Morotai; dan keempat, kekecewaan masyarakat atas pilihan mereka yang bersifat primordial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H