Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Hikmah Dirahasiakannya Malam Lailatul Qadar

3 April 2024   08:56 Diperbarui: 3 April 2024   09:09 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi malam Lailatul Qadar (Kompas.com)

Menurut jumhur ulama, Lailatul Qadar turun pada malam-malam ganjil, tetapi mereka berbeda pendapat tentang malam turunnya kemuliaan yang nilanya lebih baik daripada seribu bulan ini. Berdasarkan kitab Fiqih Imam Syafi'i yang disusun oleh Prof. Wahbah Zuhaili, Imam Syafi'i cenderung memilih bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam tanggal 21 atau 23 Ramadan. Adapun menurut Ibnu Khuzaimah, setiap tahun Lailatul Qadar selalu berpindah dari suatu malam ke malam yang lain, dengan mengompromikan berbagai dalil yang ada. 

Pendapat yang rajah, menurut mayoritas ulama, Lailatul Qadar terjadi pada malam 27 Ramadan. Dalam hadits Mutafaq 'alaih dari Ibnu Umar ra disebutkan, "Beberapa orang sahabat Nabi bermimpi menyaksikan Lailatul Qadar pada tujuh hari terakhir bulan Ramadan. Kemudian Rasulullah bersabda, 'Aku menduga mimpi kalian bertepatan pada tujuh hari terakhir. Orang yang bersungguh-sungguh ingin menemukannya, bersungguh-sungguhlah pada tujuh hari terakhir." Ibnu Abbas dan Ubay berkata, "Lailatul Qadar bertepatan dengan malam 27 Ramadan."

Abu Dawud meriwayatkan secara marfu' dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan ra dari Nabi SAW. Beliau bersabda tentang Lailatul Qadar, "Ia terjadi pada malam 27 Ramadhan," (Ibnu Hajar berkomentar dalam Bulugh al-Maram, "Pendapat yang rajah disandarkan pada pernyataan Mu'awiyah. Hadisnya mempunyai hukum marfu'").

Pendapat yang azhar menyebutkan, Lailatul Qadar terjadi pada tujuh hari terakhir Ramadan. Mazhab ahli ilmu menyatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam 27 Ramadan. Al-Muzani dan Ibnu Khuzaimah berpendapat, Lailatul Qadar berpindah-pindah waktunya pada sepuluh malam terakhir Ramadan, dengan mengompromikan beberapa hadits yang ada. An-Nawawi berkomentar dalam ar-Raudhah dan menegaskannya dalam al-Majmu', "Pendapat terakhir merupakan pendapat yang zhahir dan mukhtar. Akan tetapi, qaul qadim menyebutkan bahwa Lailatul Qadar muncul hanya pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Pernyataan ini menetapkan bahwa Lailatul Qadar muncul pada suatu malam tertentu, tidak berpindah-pindah."

Hikmah di balik dirahasiakannya Lailatul Qadar adalah agar kita lebih giat berusaha dan bersungguh-sungguh mencarinya pada keseluruhan malam tersebut. Hadirnya Lailatul Qadar ditandai salah satunya dengan udara yang terasa sejuk; tidak panas tidak pula dingin, dan pada pagi harinya matahari terbit dengan terang tanpa banyak sorotan sinar.

Pada saat Lailatul Qadar kita dianjurkan memperbanyak doa, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun serta menyukai ampunan, ampunilah aku."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun