Hikmah Perjalanan dari Mekah ke Baitul Maqdis
Lalu apa hikmah dari pertemuan Nabi Saw dengan tiga Nabi yang lain di Baitul Maqdis? Prof. Dr. Muhammad Sameh Said menjelaskan bahwa perjalanan dari Mekah ke Masjidil Aqsa menegaskan akan ketersambungan Risalah Ilahiyah dan peralihannya dari Bani Israil ke Bani Ismail dan dari Baitul Maqdis ke Mekah. Begitupula dengan penegasan bahwa Nabi Saw telah mewarisi kenabian dari Bani Israil.
Hakikat Mi'raj dan Pertemuan Nabi Saw dengan Nabi Pilihan di Setiap Tingkatan Langit
Mi'raj terjadi setelah peristiwa di Baitul Maqdis. Mi'raj merupakan tangga yang dinaiki oleh ruh-ruh orang mati yang berpindah ke alam akhirat. Mi'raj inilah yang mengantarkan Nabi Saw ke pintu langit bersama Jibril as. Setiap satu pintu langit dibuka oleh penjaganya, Nabi Saw bertemu dengan beberapa Nabi  yang mendoakan kebaikan untuk Nabi Saw. Di langit pertama, Nabi Saw bertemu dengan Nabi Adam as, di langit kedua Yahya bin Zakaria dan Isa bin Maryam, di langit ketiga Nabi Yusuf as, di langit keempat Nabi Idris as, di langit kelima Nabi Harun as, di langit keenam Nabi Musa as, dan di langit ketujuh Nabi Ibrahim as. Bapak para Anbiya ini sedang duduk bersandar ke Baitul Ma'mur, tempat yang setiap harinya dimasuki 70 ribu malaikat. Berlanjut dari langit ketujuh ini, Nabi Saw menuju Sidratul Muntaha untuk bertemu Allah 'Azza wa Jalla. Demikian berdasarkan HR. Bukhari dan Muslim dalam Muhammad Sang Yatim.
Kisah selanjutnya kami suguhkan dari kitab al-Wafa Ibnul Jauzi berdasarkan hadits dari Anas bahwa Nabi Saw kemudian mendapatkan hidangan beberapa bejana yang masing-masing berisi khamar, susu dan madu dari Jibril as. Nabi Saw lantas memilih bejana yang berisi susu. Jibril kemudian berkata, "Pilihanmu ini adalah fitrah bagimu dan umatmu nanti."
Tentang Salat Lima Kali yang Sebanding dengan Lima Puluh Kali
Perintah menunaikan salat disampaikan langsung oleh Allah kepada Nabi Saw saat di Sidratul Muntaha. Awalnya diperintahkan sebanyak 50 kali sehari semalam. Tetapi saat bertemu dengan Nabi Musa as di langit keenam, Nabi Bani Israil ini menyuruh Nabi Saw untuk meminta keringanan. Ia telah berpengalaman bagaimana susahnya menghadapi Bani Israil. Hasilnya, Allah berkenan mengurangi kewajiban salat itu menjadi lima kali sehari-semalam. Meski demikian, Allah menegaskan bahwa nilainya akan sama dengan 50 kali. Sebab setiap kebaikan yang dikerjakan akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali. Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Allah juga berjanji bahwa siapa yang sanggup menjaga salat pada waktunya maka surga adalah balasannya, tetapi siapa yang tak mampu menjaga salatnya, maka Allah tidak menjanjikan apapun. Demikian berdasarkan HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dalam Muhammad Sang Yatim. Salat menjadi hikmah terbesar yang diterima Nabi Saw dalam perjalanan Isra' dan Mi'raj.
Demikianlah, kasih sayang dan keadilan Allah bahwa jika kita melakukan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan, tetapi jika kita melakukan satu keburukan kita hanya mendapatkan satu keburukan dan tidak dilipatgandakan. Bahkan jika kita meniatkan melakukan kebaikan, itu pun sudah dicatat sebagai kebaikan. Tetapi jika kita meniatkan keburukan belum dicatat sebagai keburukan hingga kita mengerjakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H