Warga dunia maya atau netizen baru-baru ini dihebohkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan seorang imam yang meninggal saat sedang sujud. Jika kita mengamati videonya dengan seksama, terlihat sang imam memang sudah berusaha mengimbangi dirinya dengan rukuk yang terlihat lama, begitupun i'tidalnya (bangun dari rukuk). Lalu setelah itu ia terlihat sangat lama bersujud hingga kemudian tersungkur ke depan. Kemudian terlihat seorang jamaah di belakangnya menggantikannya dan mengimami shalat hingga akhir (salam).
Setidaknya ada tiga alasan, Saya ingin menulis tentang sosok pria religius asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini. Pertama, kisahnya mengingatkan saya pada paman yang juga wafat saat sedang shalat. Bedanya paman saya wafat saat duduk pada tahiyat pertama. Kedua, berbagi kisah kepada pembaca untuk menjadikan sosok Andi Syamsul Bahri sebagai teladan, dan ketiga, semoga menjadi wasilah agar kita dapat mengakhiri hidup husnul khatimah sebagaimana akhir hidup sang pemilik apotek.
Dikenal Sebagai Orang Baik dan Dekat dengan Al-Quran
Haji Andi Syamsul Bahri diberitakan oleh banyak media meninggal saat mengimami shalat Subuh di Masjid Jami Al Ulaa, Kampung Baru, Balikpapan pada Selasa, 2 Januari 2024. Pengusaha ini memang dikenal rajin beribadah dan membaca Al-Quran. Pria asal Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini diketahui berdomisili di Balikpapan dan merupakan pemilik sebuah apotek bernama Arif Rahman.
 Penelusuran penulis ke beberapa media ditemukan fakta bahwa meskipun tergolong sukses sebagai pengusaha, tetapi ia tetap dekat dengan Al-Quran. Bahkan ada yang memberikan kesaksian, bahwa ia terlihat lebih sering memegang Al-Quran daripada handphone. Ia hanya terlihat memegang handphone jika akan menelepon. Pengusaha yang dikenal sebagai orang baik dan saleh ini juga memiliki anak penghafal Al-Quran.
Sebuah Motivasi: Orang Meninggal Sebagaimana Kebiasaannya
 Kisah orang-orang yang meninggal saat dalam beribadah seperti shalat atau membaca Al-Quran sering kita dengar, apalagi di masa teknologi informasi dan komunikasi. Kami di Sulawesi Selatan berkali-kali mengetahui sosok-sosok yang meninggal dengan husnul khatimah seperti itu. Ada yang meninggal saat membaca Al-Quran seperti sosok mahasiswi Universitas Hasanuddin bernama Aisyah. Ada seorang Khatib yang meninggal saat baru turun dari mimbar saat shalat Jumat. Ada sosok dokter pemilik pesantren yang meninggal kecelakaan saat berangkat ke tempat kerjanya. Menyangkut dokter ini saya mengenalnya dan bersaksi jika beliau orang baik, kecelakaannya pun terjadi tidak jauh dari domisili kami bahkan kami sempat mendatangi lokasi kecelakaannya. Meninggal saat beribadah juga dialami oleh paman kami yang tahun lalu wafat saat sedang shalat berjamaah setelah sebelumnya sempat mengumandangkan azan.
Mengakhiri tulisan kami terkait wafatnya seorang imam saat mengimami shalat, ada baiknya kita ingat kembali nasehat Ustadz Adi Hidayat yang pernah menekankan bahwa seseorang akan meninggal sebagaimana kebiasaannya. Beliau kemudian menceritakan seorang jamaah yang sering bertemu dengannya. Jamaah yang sangat rajin ke masjid ini meninggal ketika akan melaksanakan shalat Subuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H