Istilah "Perangkat Ajar Kesehatan" mungkin masih terasa asing bagi sebagian pendidik, meskipun notabene satuan pendidikan kita telah melaksanakan IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka). Mungkin terasa lebih aneh lagi jika mendengar perangkat ajar dihubungkan dengan bonus demografi yang diperkirakan dicapai Indonesia pada tahun 2030. Bonus demografi sendiri terjadi jika proporsi usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan usia nonproduktif (65 tahun ke atas). Bahkan untuk Indonesia pada bonus demografi tahun 2030 diperkirakan angkanya bisa mencapai 60%.
Penulis baru menyadari bahwa ternyata perangkat ajar sangat mungkin dihubungkan dengan bonus demografi tersebut. Dalam hal ini salah satu pertimbangan saat membuat perangkat ajar adalah menunjang visi Indonesia maju dengan mempersiapkan anak-anak didik yang akan menjadi bonus demografi pada tahun 2030.
Pemahaman ini penulis dapatkan setelah mengikuti Launching Perangkat Ajar Kesehatan dalam Kurikulum Merdeka. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan pada Senin, 4 Desember 2023 ini bertempat di Balai Jenderal Sudirman, Jakarta. Penulis bersama sejumlah teman mengikuti acara ini secara daring melalui chanel Kementerian Kesehatan. Kegiatan bertema "Bersatu Sehatkan Anak Bangsa" ini dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Agama, Yaqut Kholil Qoumas.
Perangkat Ajar KesehatanÂ
Sebelum Menteri Kesehatan dan Menteri Agama berbicara, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Sumiwi melaporkan bahwa berdasarkan pemetaan beban kesehatan dari seluruh siklus hidup, telah diidentifikasi 22 Topik Kesehatan Prilaku Sehat yang diharapkan dilakukan oleh anak usia sekolah dan yang bisa ditularkan kepada seluruh anggota keluarga. Topik ini berfokus pada prilaku terkait gizi, sanitasi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, imunisasi, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan, kepatuhan pengobatan, hingga kesiapsiagaan bencana. Melalui 22 topik tersebut diharapkan ada kompetensi yang dimiliki peserta didik tentang topik kesehatan tersebut di setiap fase dan jenjang pendidikan.
Maria Endang juga melaporkan bahwa dari puluhan Perangkat Ajar Kesehatan ada tiga yang paling banyak diunduh oleh guru per-November yaitu perangkat ajar tentang edukasi terhadap penyakit TBC, faktor obesitas pada anak, dan komik makan gizi seimbang. Perangkat-perangkat ini juga telah diuji coba terhadap peserta didik, begitupun pedoman implementasinya diuji coba pada tenaga pendidikan dan petugas puskesmas di tujuh provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan. Berikutnya juga sudah dilakukan workshop penguatan pendidikan kesehatan dan pemanfaatan bahan ajar materi kesehatan di satuan pendidikan. Maria Endang tidak lupa menaruh harapan agar guru-guru semakin banyak mendownload perangkat ajar kesehatan di platform Merdeka Mengajar.
Mempersiapkan Anak Didik sebagai Bonus Demografi
Menteri Agama, Yaqut Cholis Qoumas yang pertama didaulat berbicara di podium di awal sambutannya mengapresiasi apa yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan sebagai sesuatu yang sangat baik. Terutama untuk menjaga anak-anak didik menjadi generasi yang bisa diandalkan dan bisa memanfaatkan bonus demografi yang sebentar lagi didapatkan oleh Indonesia. Hal ini penting karena masa depan bangsa ini berada di tangan anak-anak didik. Oleh karena itu, sosok yang akrab disapa Gus Yaqut ini sangat berterima kasih karena Kementerian Agama telah dilibatkan dalam tugas mulia ini.