Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pakistan Diteror Bom: Radikalisme Beragama hingga Penolakan Investasi China

3 Oktober 2023   13:51 Diperbarui: 3 Oktober 2023   13:54 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Masjid di Pakistan pasca ledakan bom bunuh saat maulid (kompas.id)

Perayaan maulid di Pakistan yang bertepatan dengan hari Jumat (29/9/2023) waktu setempat dicederai aksi radikalisme. Bom meledak di sebuah masjid tepatnya di dekat sebuah mobil polisi yang sedang berjaga. Bom yang mengguncang Mastung, Balochistan ini terjadi saat jemaah memadati masjid merayakan maulid Nabi Muhammad saw. Juru Bicara Departemen Kesehatan Pakistan pada Minggu (1/10/2023) melaporkan bahwa korban meninggal bertambah menjadi 59 orang. Dilaporkan pula bahwa masih banyak korban yang keadaannya kritis.

Diketahui bahwa aksi bom bunuh bukan hanya mengguncang Mastung, tetapi di hari yang sama juga terjadi di sebuah masjid di wilayah Provinsi Khyber Pakthtunkhwa. Di tempat ini korban ledakan tewas sedikitnya lima orang. Diketahui bahwa wilayah ini juga pernah diguncang bom bunuh diri tiga bulan sebelumnya dengan korban yang jauh lebih banyak yakni 54 orang.

Apakah Terkait Bid'ah?

Bid'ah memang menjadi tema yang sangat sensitif dalam ajaran agama. Bid'ah dianggap merusak kemurnian ajaran agama. Pelakunya diancam akan masuk neraka. Tafsiran lainnya menyatakan bahwa ada bid'ah yang dibolehkan. Inilah yang menyebabkan sering terjadi perbedaan pendapat (khilafiah) saat pembahasan tentang bid'ah. Itulah sebabnya, seringkali sesuatu yang dianggap bid'ah sebenarnya merupakan hasil ijtihad atau pendapat ulama tertentu yang menjadi rujukan. Pendapat mereka kemudian diikuti secara membabi buta (taklid). Sikap beragama seperti ini melupakan prinsip yang sangat mendasar bahwa hanya para Nabi yang ma'shum (terpelihara dari dosa dan kesalahan) karena pemikiran, pendapat dan perbuatan mereka berdasarkan wahyu.

Benarkah bom bunuh diri saat maulid di sebuah masjid di Pakistan terkait bid'ah? Dugaan ini muncul sebab masjid yang menjadi tempat pelaksanaan maulid di Pakistan adalah milik sekte Barelvi yang dianggap lebih moderat. Adapun sekte lain yang dicap sebagai geras keras adalah sekte yang menganut Salafisme. Sekte kedua inilah yang menganggap bahwa maulid sebagai bid'ah. Tetapi tuduhan ini tentu harus dibuktikan, sebab sebelumnya rangkaian aksi bom bunuh diri telah meneror Pakistan dengan target aparat kepolisian, partai politik bahkan atas nama penolakan terhadap investasi.

Teror Bom Bunuh Diri Sebagian Besar Menargetkan Aparat Kepolisian

Dirangkum dari beberapa sumber, teror bom bunuh diri pada Jumat saat perayaan maulid bukanlah aksi yang pertama kali ada sedikitnya enam aksi bom bunuh diri lainnya sepanjang 2023. Salah satu kota besar Pakistan, Peshawar pernah diguncang bom bunuh diri dengan korban yang lebih banyak yakni 100 orang meninggal dan puluhan luka-luka. Bom yang juga terjadi di sebuah masjid ini terjadi pada Senin, 30 Januari 2023 saat jemaah sedang menunaikan shalat Zuhur. Dilaporkan bahwa pelaku aksi sepertinya menargetkan aparat keamanan mengingat masjid ini berada dekat kompleks perumahan kepolisian sehingga mayoritas jemaah adalah polisi dan tentara---dilaporkan 300-400 petugas hadir saat ledakan. Itulah sebabnya dari 100 orang korban tewas, hanya tiga yang tidak berprofesi sebagai polisi.

Hanya berselang sepekan kemudian, tepatnya pada 6 Pebruari 2023 sebuah aksi bom bunuh diri kembali menargetkan polisi. Kali ini seorang pengendara sepeda motor menabrakkan diri ke truk polisi yang sedang berpatroli. Insiden di kota Sibi, barat daya Pakistan ini menewaskan 10 anggota polisi dan melukai 12 lainnya. Beberapa jam pasca insiden, kelompok militan Tehreek-e-Jihad Pakistan (TJP) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Selain TJP, ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas aksi ini.  Setelah insiden ini, masih terjadi aksi teror pada 20 Juli 2023 yang juga menargetkan kepolisian dan menewaskan empat anggota polisi. 

Lalu apa tujuan kelompok militan ini sering menjadikan aparat keamanan sebagai target? Kepolisian Pakistan meyakini bahwa mereka seringkali menjadi sasaran serangan untuk melemahkan semangat mereka melawan kelompok militan. Sehubungan dengan hal itu, Analis Pusat Penelitian dan Studi Keamanan di Islamabad, Imtiaz Gul menyimpulkan bahwa terlepas dari pandangan ideologis, etnis, dan politik yang berbeda, semua kelompok militan terikat oleh satu tujuan yaitu menyerang pasukan keamanan dan menanamkan rasa takut dan ketidakpastian di Pakistan.

Suasana masjid di wilayah perumahan kepolisian di Peshawar pasca bom bunuh diri (kompas.com)
Suasana masjid di wilayah perumahan kepolisian di Peshawar pasca bom bunuh diri (kompas.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun