Entah apa yang terjadi di Israel? Negara yang dikenal sangat digdaya ini sedang meradang. Diberitakan oleh banyak media bahwa beberapa pekan terakhir unjuk rasa besar-besaran masih melanda negara ini. Unjuk rasa pada Rabu-Kamis (5-6/7) yang berujung bentrok dengan aparat kepolisian ini membuat Tel Aviv bagai "neraka".Â
Ribuan massa di pusat kota memblokir sejumlah jalan dan menyalakan kembang api serta membakar ban. Kepolisian Israel terpaksa mengerahkan mobil gas air mata untuk mengamankan situasi. Kerusuhan ini dipicu pengunduran diri polisi Israel, Ami Eshed. Ia mundur karena tekanan sayap kanan, dalam hal ini Menteri Pertahanan Itamar Ben-Gvir karena "intervensi" lunaknya terhadap protes warga ke pemerintah.
Unjuk rasa berunjuk bentrok ini menjadi awal protes yang masih berlanjut dua pekan berikutnya. Uniknya, bukan hanya warga yang berunjuk rasa, ratusan personel militer cadangan juga ikut bergerak melawan pemerintah. Demikian yang terpantau oleh media hingga Selasa (18/7). Massa yang bergerak membawa bendera Israel berkumpul di pusat kota Tel Aviv menyerukan "Hari Perlawanan Nasional" menjelang pemungutan suara yang rencananya digelar di akhir Juli tahun ini.
Apa Pemicu Israel Chaos?
Melalui penelusuran terhadap beberapa sumber, aksi protes ini dipicu oleh usulan PM Benjamin Netanyahu untuk merombak (reformasi) sistem peradilan Israel. Juru Bicara aksi unjuk rasa bahkan mengancam bahwa tekanan kepada pemerintah akan terus berlanjut melalui tindakan pembangkangan tetapi tanpa kekerasan. Ia juga menyatakan massa akan terus turun ke jalan sampai rencana reformasi peradilan dibatalkan sepenuhnya.Â
Sejumlah kritikus menilai rencana revisi yudisial peradilan akan melemahkan pengadilan dan menghilangkan pengawasan terhadap kekuasaan pemerintahan. Bahkan ada kalangan yang menilai RUU yang diajukan akan mencabut kekuasaan Mahkamah Agung untuk memblokir keputusan pemerintah.
Perwira dan Personil Militer Pun Mogok
Sehari setelah warga berkumpul di Tel Aviv, (Rabu, 19/7) diberitakan ratusan perwira militer memutuskan untuk tidak bertugas. Beberapa personil militer cadangan ikut bergabung. Bahkan 170 pasukan khusus utama Saveret Matkal beserta 80 cadangan aktifnya ikut mogok, padahal PM Netanyahu diketahui pernah bertugas di unit ini. PM Netanyahu sendiri dikabarkan terbaring sakit karena dehidrasi dan pusing. Bahkan ada media yang memberitakan bahwa Netanyahu dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (22/7) malam, atas saran dokter.
Tentu dapat dimaklumi mengapa PM Netanyahu goncang, karena aksi mogok ratusan perwira militer serta pasukan khusus utama akan melemahkan kemampuan pertahanan Israel. Hal ini diakui sendiri oleh Kepala Staf IDF Herzi Halevi bahwa pasukan yang absen sesi latihan akan merusak kesiapan militer. Apalagi diketahu juga bahwa di antara perwira yang mogok terdapat Komandan Angkatan Udara Israel, Tomer Bar disertai 106 cadangan Angkatan Udara.