Ferdy Sambo viral di grup whatsApp. Diperlihatkan seorang pria berbaju tahanan, dengan tangan terikat serta istrinya yang dibalut kemeja putih.Â
Sebuah video yang memparodikan salah satu edisi rekonstruksi pembunuhan oleh tersangkaSang istri terlihat memasangkan masker ke suaminya lalu menyandarkan dahinya ke bahu sang suami. Sangat mirip dengan adegan rekonstruksi yang paling disorot kamera.Â
Sayangnya pemeran pria berpostur terlalu tinggi dibanding tokoh yang ia parodikan. Penjiwaan sudah OK. Apakah parodi ini mewakili kejenuhan publik terhadap kasus pembunuhan yang melibatkan tersangka Ferdy Sambo ataukah sekedar hiburan semata? Tentu yang lebih tahu adalah "sutradara" dan penyusun skenarionya.
Meski masih diliputi sejumlah misteri untuk sampai pada kesimpulan akhir, tetapi hasil serangkaian rekonstruksi yang dilakukan Polri menunjukkan adanya rekayasa adu domba. yang diduga disusun oleh satu atau dua orang yang juga berstatus tersangka.Â
Jika hal ini benar, maka seharusnya kasus ini jangan hanya dinikmati sebagai komsumsi berita harian saja, apalagi sekedar pengisi waktu senggang atau menikmati video parodinya. Bukankah peristiwa seperti ini sering berulang? Mungkin hanya motifnya saja yang berbeda.
Mencermati sejumlah bukti dan kesaksian serta serangkaian rekonstruksi akan muncul hipotesa bahwa Joshua adalah korban dari sebuah skenario adu domba. Siapa penyusun utama skenario ini? Tentu pihak kepolisian yang harus mendalaminya. Sebagai konsumen berita seharusnya hal utama yang menjadi pesan bagi kita adalah mewaspadai bahayanya adu domba.
Andai waktu dapat diputar ulang, Ferdy Sambo tidak akan mengeksekusi Joshua jika ia tidak langsung mempercayai berita perselingkuhan istrinya, apalagi jika ia justru menasihati orang yang membawa berita itu padanya.Â
Seharusnya, sebagai seorang perwira tinggi yang telah berpengalaman menangani kasus kriminal, ia melakukan penyelidikan terlebih dahulu. Tentu bukan hal sulit bagi seorang Jenderal untuk menugaskan anak buahnya menjadi mata-mata guna menelisik lebih jauh kebenaran berita yang disampaikan, termasuk bukti-buktinya.Â
Tentu tidak sulit pula baginya menjerat pelaku-pelakunya ke kepolisian karena berdasarkan jabatan ia juga yang akan "mengeksekusi" jika pelakunya anggota polri. Jika pun pelakunya sipil, tentu tetap kepolisian juga yang akan menyidik dan mengawal kasusnya.
Tetapi semua telah terjadi. Ibarat pepatah nasi telah menjadi bubur. Bukan hanya Ferdy Sambo dan tersangka lain yang harus mengambil nasihat dari peristiwa ini.Â
Memang mereka yang telah menjadikan nasi itu menjadi bubur, tetapi kitalah yang ikut menikmati buburnya. Begitu nikmatnya bubur itu sehingga kita rela waktu tersita untuk duduk di depan meja hidangannya.Â