Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Priamus: Kesedihan Mendalam Meski Putra Gugur sebagai Ksatria

4 September 2022   07:53 Diperbarui: 4 September 2022   08:06 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi saat-saat gugurnya Hector, putra Priamus. Sumber: Troy (2004)

"Kembalikan dia padaku. Biarkan aku memandikan jenazahnya. Dia pantas menerima pemakaman kehormatan. Kau tahu itu. Aku mencintai putraku sejak dia membuka matanya hingga saat dia menutup matanya."

Demikian permohonan Priamus kepada Achilles yang telah membunuh putranya. Priamus, raja Troya bahkan dengan berani mendatangi kamp pasukan Yunani di malam hari dengan menyamar demi mendapatkan kembali putra sulungnya. Sebelumnya Achilles menyeret mayat Hector ke kampnya setelah berhasil menewaskan ksatria Troya itu dalam duel.

Priamus sejak awal tidak pernah mempermasalahkan putranya, Paris yang membawa lari istri raja Sparta, Menelaus. Ia bahkan memperlakukan Helen dengan baik seperti putrinya sendiri. Berbeda dengan Hector yang awalnya sempat marah terhadap perbuatan adiknya karena ini akan merusak perdamaian yang telah diusahakan oleh ayah mereka.

Meski demikian, rasa sayang terhadap sang adik menyebabkan Hector membunuh Menelaus yang nyaris membunuh adiknya dalam duel peneguhan harga diri. Kematian adiknya ini tentu membuat Agamemnon sangat murka dan segera memerintahkan pasukannya menyerbu benteng Troya. 

Sayangnya benteng ini dikawal oleh pasukan pemanah yang sangat disiplin. Saat pasukan gabungan Yunani kewalahan menghadapi pasukan pemanah, pasukan inti di bawah komando Hector merangsek maju dengan penuh semangat. Odysseus, raja Ithaka segera menyarankan agar mereka mundur jika Agamemnon masih ingin punya pasukan. Mereka gagal di pukulan pertama.

Odysseus kemudian mengatakan pada Agamemnon bahwa kekalahan mereka disebabkan tidak ikutnya Achilles bersama pasukan Myrmidomnya. Odysseus juga menjelaskan bahwa Achilles marah karena putri Troya yang disukainya direbut oleh Agamemnon.  Odysseus lalu menyarankan agar Agamemnon mengembalikan putri Troya kepada Achilles.

Setelah mendapatkan kembali wanita pujaan hatinya, Achilles justru dimabuk cinta. Ia bahkan menolak berperang apalagi jika ia ingat perlakuan Agamemnon terhadapnya. Sepupunya yang kecewa diam-diam mengambil pakaian perangnya. 

Pasukan Myrmidom menyangka jika dirinya Achilles sehingga mereka maju ke medan perang menerjang musuh tanpa rasa gentar. Melihat hal itu pasukan Yunani meneriakkan nama Achilles sembari mereka mengikuti derap maju pasukan Myrmidom. Achilles palsu ini dengan segera berhadapan dengan ksatria Troya, Hector. Melalui duel satu lawan satu, Hector berhasil membunuh sepupu Achilles. Perang kedua kembali dimenangkan oleh Troya.

Achilles tentu murka. Tanpa pengawalan ia mendatangi benteng Troya. Menantang Hector berduel karena telah membunuh sepupunya. Pasukan pemanah bisa saja menghabisi nyawa Achilles tetapi Hector melarangnya. Ia adalah ksatria Troya dengan nama besar yang disandangnya. 

Ia keluar benteng menyongsong Achilles. Duel sengit terjadi. Melihat Hector mulai kewalahan menghadapi pasukan terbaik Yunani, Priamus, sang ayah mulai khawatir. Ia mendekat ke dinding benteng untuk memastikan nasib putra sulungnya. 

Bagaimanapun Hector telah sangat terkuras tenaganya setelah beberapa kali bertempur dengan pasukan gabungan Yunani. Ia kelelahan sehingga serangannya tidak lagi terarah hingga akhirnya Achilles berhasil menikamkan tombak pendek ke bahu kirinya. Setelah itu Achilles menikamkan senjata andalannya ke jantung Hector yang telah jatuh terduduk.

Raja Priamus tak sanggup melihat putranya gugur. Ia menutup matanya. Tidak sampai di situ, Achilles mengikat Hector ke keretanya lalu menyeretnya ke kamp pasukan Yunani. Priamus menguatkan hatinya menyaksikan putranya diseret oleh Achilles. Kematian Hector menjadi jalan bagi pasukan Yunani mengalahkan Troya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun