Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Lelaki Indonesia dan Senjata Tajam

28 Juni 2020   11:21 Diperbarui: 1 Juli 2020   14:19 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat tradisional yang tersebar di seluruh pulau di Indonesia, masih mewariskan nilai-nilai kearifan lokalnya, baik yang bersifat benda maupun non benda.

Di antara yang bersifat benda tersebut adalah senjata tajam. Warisan ini masih terus bertahan dan dilestarikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam usaha rumahan produksi senjata tajam bukan hanya dominasi generasi tua tetapi juga melibatkan anak-anak muda yang dikenal saat ini sebagai generasi milenial.

Selain itu, generasi muda berperan lain dalam melestarikan tradisi ini dengan cara mengkoleksinya. Sebagian di antara mereka bahkan tidak malu-malu untuk ikut ambil bagian dalam marketingnya. Biasanya mereka manfaatkan jejaring sosial, seperti facebook dan whatsapp.

Memang umum diketahui ada senjata tajam produk budaya luar yang cukup familiar di masyarakat. Senjata tersebut tidak lain adalah samurai yang merupakan kearifan lokal negeri Sakura, Jepang. Namun berdasarkan pengalaman penulis mempromosikan dua senjata ini dalam waktu yang sama, sebagian besar masih terpikat dengan senjata tajam yang bercirikan kearifan lokal.

Tradisi senjata tajam ini juga dilestarikan dalam upacara pernikahan. Sebagaimana umum diketahui bahwa berbagai suku di Indonesia mengikutkan senjata tajam sebagai bagian sakral. Biasanya para pengantin pria ikut menyandang replika senjata tajam sebagai bagian tak terpisahkan dari busana si pengantin pria.

Demikianlah, lelaki Indonesia dan senjata tajam menjadi pasangan yang tak terpisahkan. Apalagi pengalaman dijajah beratus tahun oleh beberapa bangsa Barat silih berganti, menjadikan senjata tajam tradisional tetap abadi. 

Adapun fungsinya saat ini sesuai dengan profesi sang empunya sesuai tuntutan kebutuhan mereka. Di antara mereka tidak sedikit yang menjadikannya sebagai benda koleksi. Meski demikian disadari bahwa ini sangat membantu upaya pelestarian kearifan lokal. Tentu dengan catatan bukan untuk disalahgunakan untuk hal-hal negatif yang bertentangan dengan aturan hukum di negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun