Mohon tunggu...
Agus Tiranda
Agus Tiranda Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa

Tertarik di bidang kesehatan dan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjaga Kesehatan Jiwa untuk Generasi Gen Z

7 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:32 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjaga Kesehatan Jiwa untuk Generasi Z (Gen-Z)

Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir pada akhir 1990-an hingga awal 2010-an, menghadapi tantangan kesehatan jiwa yang unik akibat perubahan teknologi, sosial, dan ekonomi yang pesat. Sebagai generasi pertama yang tumbuh dengan internet dan media sosial, Gen Z sangat rentan terhadap dampak negatif digitalisasi, seperti cyberbullying, tekanan sosial, dan perbandingan yang tidak realistis. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri (Twenge, 2019). Oleh karena itu, menjaga kesehatan jiwa menjadi prioritas penting bagi generasi ini.  

Salah satu cara efektif untuk menjaga kesehatan jiwa adalah melalui edukasi tentang literasi digital. Dengan memahami cara menggunakan teknologi secara sehat, generasi ini dapat menghindari dampak buruk dari media sosial. Misalnya, membatasi waktu layar dan mengganti kebiasaan scrolling media sosial dengan aktivitas produktif seperti membaca, olahraga, atau meditasi dapat membantu meningkatkan keseimbangan mental. Sebuah studi oleh Przybylski dan Weinstein (2017) menemukan bahwa penggunaan media digital dengan durasi terbatas dapat berkontribusi pada kesejahteraan emosional yang lebih baik.  

Selain itu, dukungan sosial memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan jiwa Gen Z. Membangun koneksi yang sehat dengan keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu mereka menghadapi tekanan hidup. Dukungan ini memberikan rasa aman dan mendorong mereka untuk berbicara tentang perasaan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki dukungan sosial yang kuat cenderung lebih sedikit mengalami gangguan mental seperti depresi dan kecemasan (Thoits, 2011). Oleh karena itu, membangun hubungan yang positif harus menjadi bagian dari strategi kesehatan jiwa generasi ini.  

Penting juga bagi generasi Gen Z untuk mengakses layanan kesehatan mental profesional ketika diperlukan. Stereotip dan stigma tentang kesehatan mental harus dihilangkan untuk mendorong individu mencari bantuan tanpa rasa malu. Akses ke terapi, konseling, atau aplikasi kesehatan mental dapat memberikan solusi praktis untuk mengatasi masalah emosional. Sebagai contoh, sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa intervensi berbasis teknologi, seperti aplikasi self-help, dapat efektif dalam mengurangi gejala depresi dan kecemasan pada remaja dan dewasa muda (Gratzer & Khalid-Khan, 2016).  

Secara keseluruhan, menjaga kesehatan jiwa generasi Gen Z memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan literasi digital, dukungan sosial, dan akses ke layanan kesehatan mental. Dengan strategi ini, generasi ini dapat menghadapi tantangan zaman dengan lebih baik dan mencapai potensi maksimal mereka dalam kehidupan. Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas tidak hanya akan meningkatkan kualitas hidup individu tetapi juga membantu menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara kolektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun