Sebelumnya rasa bangga menyeruak manakala menatap foto-foto Presiden Soekarno berbincang akrab dalam balutan acara informal dengan Presiden JFK. Saat ini haru dan bangga kembali terasa saat menyaksikan Presiden RI menjalankan amanah Pembukaan UUD 1945: … ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…. Makna kalimat sakti tersebut diterapkan tidak sebatas melalui diplomasi garing basa-basi dan akhirnya kehilangan momentum. Namun diplomasi yang lebih bermakna dan memberikan hasil konkret untuk peletak dasar kerjasama pembangunan dan kesejahteraan rakyat pada masa-masa mendatang. Gugur sudah teori diplomasi yang selama ini penulis dapatkan dari seorang senior: diplomacy is a matter of saying no without the word of no, or saying yes without the word of yes. Presiden RI yang baru telah mengetuk hati pemimpin-pemimpin dunia dengan kesederhanaan dan bahasa terang benderang yang mencengangkan. Jokowi, rupanya telah mengubah prinsip diplomasi menjadi diplomasi ketulusan hati.
Sejak berani menentang rencana atasannya, Gubernur Jateng, yang akan membangun mall di dekat pasar-pasar tradisional di Solo, Walikota Jokowi dikenal punya nyali untuk memperjuangkan kepentingan rakyat kecil. Rupanya nyali besar Jokowi memang bermanfaat saat dibawa ke Jakarta untuk menjadi Gubernur, head to head dengan Fauzi Bowo, inkamben yang didukung oleh hampir semua parpol besar. Terbukti kekuatan parpol tidak mampu mengalahkan rakyat yang mendukung Jokowi menjadi DKI 1. Kembali nyali besar Jokowi ditantang saat dimajukan sebagai capres, apalagi head to head dengan Prabowo yang didukung sebagian besar parpol. Keberhasilan Jokowi duduk sebagai RI 1 secara dramatis menjadi kisah yang tidak hanya diberitakan secara nasional, namun meluas ke penjuru dunia. Saat Jokowi memulai dinas luar negeri sebagai Presiden RI, antusiasme dunia terhadap tokoh sederhana nan tulus itu mewarnai Beijing, Naypyidaw, dan Brisbane. Media internasional seperti Wallstreet Journal, BBC, Deutsche Wellee, The Guardian, The Conversation, dan lainnya semakin menggemakan kiprah Jokowi.
KTT APEC di Beijing yang menghadirkan 21 kepala negara sekitar Asia-Pasifik, memberikan gambaran menarik mengenai kekuatan pengaruh dunia. Persaingan pengaruh global saat ini mengemuka pada negara-negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti Tiongkok, Rusia, Amerika Serikat, dan Jepang. Hebatnya Indonesia, pemimpin tertinggi keempat negara dan masih banyak lainnya, antusias bertemu dan berdiskusi secara bilateral dengan Presiden Jokowi untuk peluang kerjasama. Sebelum pertemuan-pertemuan bilateral tersebut, Jokowi menjadi bintang saat CEO Forum. Dengan strategisnya, Jokowi memanfaatkan layar lebar di forum tersebut untuk memaparkan presentasi. Peta Indonesia terpampang dengan anggunnya dengan segala potensi kerjasama ekonomi untuk kesejahteraan rakyat, sukses disampaikan oleh Jokowi dalam waktu singkat nan efisien, dengan Javanese English yang mudah dimengerti. Setelahnya, para CEO perusahaan-perusahaan dunia memberikan apresiasi bahkan minta selfie dengan Jokowi. Tidak hanya di dalam negeri, di luar negeri pun, orang tertarik menyapa dan mengabadikan momen berfoto dengan Jokowi. Diberitakan Menteri Keuangan menjadi sibuk luar biasa menerima langkah tindak lanjut dari perwakilan negara-negara yang berminat kerjasama dengan Indonesia.
Myanmar mengingatkan Indonesia pada masa-masa awal kemerdekaan. Sebagian besar pejabat Myanmar merupakan para senior yang datang dari kalangan militer. Untuk itu Myanmar belajar demokrasi antara lain dari Indonesia, bagaimana bertransformasi menjadi negara demokrasi. Kedekatan Indonesia dan Myanmar tampak saat Presiden RI disebut pertama kali oleh Presiden Myanmar U Thein Sein, dalam pidato pembukaan KTT ke-25 ASEAN. Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesatuan ASEAN dalam rangka mewujudkan komunitas ASEAN 2015. Lebih jauh Jokowi siap bekerja sama dengan Myanmar termasuk meningkatkan volume perdagangan, dan juga investasi di sektor pertambangan, telekomunikasi, dan infrastruktur.
Setelah pertemuan regional dan kawasan, G20 di Brisbane merupakan ajang internasional bagi 20 besar kekuatan ekonomi dunia. Kehadiran Jokowi dikabarkan sebagai tamu istimewa Perdana Menteri Tony Abbot, bahkan tempat duduk Jokowi diminta oleh Abbot untuk berada di sampingnya. Jokowi akan berbicara soal maritim, perdagangan, dan infrastruktur dalam forum internasional tersebut. Di sisi lain, posisi Indonesia di G20 saat ini dipertanyakan manfaatnya di dalam negeri, bahkan ada yang meminta untuk keluar dari G20. Sebagai kekuatan ekonomi dunia, G20 beranggotakan (1) Argentina, (2) Brazil, dan (3) Mexico untuk Amerika Selatan; (4) Kanada dan (5) Amerika Serikat untuk Amerika Utara; (6) Tiongkok, (7) India, (8) Indonesia, (9) Jepang, dan (10) Korsel untuk Asia; (11) Arab Saudi untuk Timur Tengah; (12) Perancis, (13) Jerman, (14) Italy, (15) Rusia, (16) Inggris, (17) Turkey, dan (18) Uni Eropa untuk Eropa; (19) Afrika Selatan dan (20) Australia. Apabila diperhatikan, Asia Tenggara hanya diwakili oleh Indonesia. Kabarnya, hal ini menyebabkan Malaysia, Thailand, dan Singapore iri setengah mati karena ketiga negara ASEAN tersebut merasa lebih kuat secara ekonomi. Wah, kapan lagi momentum untuk dapat menang dari mereka? G20 merupakan mercusuar kekuatan ekonomi dunia, sehingga banyak kepentingan berpotensi dinegosiasikan. Sesungguhnya sebuah keuntungan bagi Indonesia masuk sebagai anggota G20. Kalau selama ini manfaat belum dirasakan optimal, hal tersebut yang semestinya perlu untuk diperbaiki oleh pemerintah sekarang.
Bagaimanapun Presiden Jokowi baru mulai bekerja. Ketika ketulusan hatinya menyampaikan maksud kerjasama untuk kesejahteraan rakyat disambut hangat oleh dunia, semestinya semua pihak di dalam negeri siap mendukung dan bahu membahu bekerja bersama. Selamat bekerja Pak Presiden, semoga selalu sehat dan bersemangat dalam berupaya mensejahterakan rakyat.
Sumber: berbagai media
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H