Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. (Yehezkiel 18 : 26)
Nats ini berbicara tentang pernyataan Allah dalam mengupayakan keturunan Israel yang akan datang diampuni apabila mereka tidak seperti orangtua yang hidup dalam keinginan sebagai manusia. Tautologi diatas meneguhkan bahwa Israel yang hidup dalam kekudusan serta melakukan yang berkenan di hati Tuhan, mereka akan diampuni dan dibebaskan dari penghukuman. Itu sebab Tuhan Allah memberi penglihatan kepada Yehezkiel supaya keturunan Israel membuka hati dan bertobat supaya mereka dapat mempersatukan hidup di dalam kekudusan Allah.
Terkait pelanggaran diatas, maka Dosa yang menyebabkan penghukuman merupakan ketidaktaatan kepada Allah dan juga penindasan terhadap sesama manusia, olehnya melahirkan banyak kesalahan yang tidak bisa diampuni, sehingga Allah juga bertindak untuk menghukum mereka dari pelanggaran itu sendiri. Dengan kata lain, Allah berdiri sebagai hakim yang menghakimi setiap dosa manusia yang membutakan hati dan menjauhkan diri dihadapan kasih Allah.
Walaupan Allah begitu mengasihi manusia, tetapi Dia di dalam keadilan dan kekudusan-Nya, Allah memisahkan diri bahkan Allah membenci dosa setiap manusia dan pada akhirnya, manusia yang tidak pernah bertobat seumur hidupnya akan mengalami penderitaan dan penyiksaan yang kekal dari Allah. Itu sebab melalui para Nabi Yehezkiel, diberitahukan supaya Israel harus memurnikan hidup serta membangun relasi yang baik terhadap sesama manusia maupun dihadapan Tuhan Allah.
Melalui kebenaran diatas, sebagai orang percaya hendaknya kita harus hidup melalui kebenaran Firman Allah dengan mengandalkan Allah sebagai sumber kehidupan dan sumber berkat yang semakin melimpah dalam kehidupan kita. Selain itu, kita sebagai orang percaya, waktu semakin berlalu dan tidak pernah akan kembali. Kerena itu, gunakanlah waktu itu sebagai kesempatan untuk bertobat untuk suatu tujuan menantikan kedatangan Tuhan serta bersama dengan Dia ditempat yang penuh dengan kebahagiaan. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!