Karena kekerasan terhadap saudaramu Yakub, maka cela akan meliputi engkau, dan engkau akan dilenyapkan untuk selama-lamanya. (Obaja 1:10)
Fakta membuktikan bahwa sebagian diantara banyak orang, tidak merasa nyaman, apabila saudaranya hidup dalam kebahagiaan atau keunggulan yang berbeda dari apa yang ia capai. Tetapi kebanyakan orang diantara berjuta orang, merasa senang, gembira, bahagia, apabila saudaranya hidup dalam kelimpahan, hidup yang memiliki nilai utopi dari antara individu yang ada disekitarnya.
Disatu sisi ada sebagian orang merasa bahagia, tertawa ketika ia mendengar berita bahwa saudara, rekan kerja atau orang yang pernah ia kenal mengalami kegagalan, kebangkrutan dalam pekerjaan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Dan disisi lain, sebagian diantara orang yang tidak baik, sering merendahkan orang lain, olehnya akan menjatuhkan diri sendiri.
Bukankah Esau yang dinamakan Edom bersaudara dengan Yakub yang dinamakan Israel? Kedua keturunan ini adalah berasal dari satu turunan yaitu keturunan Ishak. Sesungguhnya mereka yang memiliki ikatan darah, saling melindungi, menopang dan juga menguatkan antara satu dengan yang lain, sehingga dalam situasi apa pun yang dihadapi tidak menjadi gentar, takut, sebab mereka adalah satu kekuatan dan satu tujuan yang akan dicapai.
Ketika Edom mendengar bahwa Israel sekarat yang disebabkan serangan yang begitu dasyat melalui bangsa asing. Tatkala Edom sangat bahagia, tertawa diatas penderitaan, siksaan yang tertimpahkan terhadap saudaranya Israel dan lebih liciknya sikap Edom menggunakan kesempatan ingin merampas harta yang dimiliki oleh Israel.
Apakah tindakan yang diperbuat Edom dapat memuliakan Allah? Apakah tindakan kelicikan Edom menguntungkan dirinya sendiri? Justru sebaliknya, murka Allah tertimpa atas Edom sekaligus mempermalukan diri sendiri, sebab tindakan kelicikan yang diperbuat sangat merendah juga mempermalukan dirinya sendiri. Bukankah hal ini sering terjadi atau sering kita dengar?
Solusi terbaik mengatasi kebencian terhadap orang yang kita cintai atau terhadap orang yang ada disekitar kita, Pertama: Akuilah kelebihan orang lain dan belajarlah untuk mengasihinya. Kedua; Mintalah hikmat Tuhan dan berupayalah supaya hidupmu berkenan dan dipakai oleh Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang yang kita benci atau kita tidak senang. Ketiga, ingatlah filosofi Padi "Semakin berisi bahkan semakin menunduk". Artinya sebagai orang percaya, milikilah kerendahan hati dan jadilah teman atau sahabat yang dapat dipercaya oleh orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H