Apa api
Kabar kabur
Luka bakar disiram hujan cuka musim tanam bibit bunga-bunga. Bibit pohon buah dikeroyok bekicot dan ulat jengkal. Laba-laba melewati jaring menyengat luka bakar. Luka bakar meradang. Wiji Tukul meraung. Rendra merajah. Tardji merapal. Sapardi merayu. Malna meraba. Jokpin meramai. Mario meramu. Luka bakar merajalela.
Apa kabur
Kabar api
Awan hitam membekap langit sepenuh waktu. Gelap membekuk mata. Udara mati. Suara mati. Dalam kepala hanya luka bakar berdenyut nyeri membara. Sepertinya bengkak semakin membesar karena racun laba-laba. Sepertinya kepala mendekati titik didih.
Di mana bibit bunga-bunga. Bibit pohon buah mati. Bekicot dimakan laba-laba. Ulat jengkal menjadi kupu. Wiji Tukul Rendra Tardji Sapardi Malna Jokpin Mario menjadi buku tapi di mana makna. Kepala menjadi gunung berapi penuh magma. Hujan cuka menjadi-jadi. Luka bakar berasap. Bumi seperti hendak meledak. Betapa. Gelap tapi menggelegak.
Api kabur
Kabar apa
Seekor burung berkicau lirih pada gelap bergelegak pada musim bertanam luka. Apa kabar? Bakar apa? Barak apa? Oleh bilur-bilur-Nya, luka pasti sembuh. Dan air di lambung-Nya menyebabkan api kabur. Tengoklah kubur-Nya sebab biji harus mati sebelum tumbuh menjadi tunas. Dapatkan kabar-Nya saja sebab kabar-kabar adalah api berkobar-kobar.
*******
Panggung Renung, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H