Ia sering mendapat harga tertinggi, yaitu Rp15.000,00/kg. Kalau anjlok karena gagal panen, harga terendahnya adalah Rp1.000,00/kg. Akan tetapi, ya, rata-rata harga sawi di pasaran biasa bisa berkisar antara Rp6.000,00/kg s.d. Rp7.000,00/kg.
Ia juga tidak bingung mengenai pemasarannya atau tempat pengepul sawi hijau. Ia sudah mendapat seorang pelanggan yang setiap hari membutuhkan lebih dari 200 kg, dan kapan saja bisa datang untuk panen sawi.
Biasanya ia memanen sawi dalam waktu 40 hari atau lima minggu sejak penyemaian. Masa penyemaian berlangsung sekitar dua minggu.
Selama menjadi pekebun sawi, pendapatan sekitar Rp5-6 juta bisa diperolehnya saban bulan. Paling mengenaskan, dan pernah dialaminya, keuntungan panen sawinya bisa anjlok dalam Rp1 juta saja per bulan.
Alasan lainnya yang aduhai bagi Anen adalah menjadi bos sekaligus pekerja di kebun sawinya. Dengan bekerja sendiri ia bisa leluasa mengatur waktu, bahkan beristirahat sepuas badan di pondok, bergawai, atau  menikmati gemulai ikan-ikan peliharaannya, misalnya ikan bulan, mas koki, dll. dan bunga-bunga teratai kecil.Â
Pemupukan  dan Pemeliharaan
Proses pertumbuhan sawi hingga panen tidak terlepas dari pemupukan. Ia menggunakan pupuk jenis NPK berbentuk padat. Pupuk pabrikan ini mengandung unsur Nitrogen, Fosfor, dan Kalium.
Untuk pemupukan, ia membutuhkan sekitar 5-6 kg pupuk NPK untuk 6-8 bedengan. Harga eceran pupuk itu Rp11.000,00/kg. Kalau harga per karung dengan bobot 50 kg, harganya Rp48.000,00.
Selama masa pemeliharaan seusai pemisahan dari semaian, pupuk butiran merah jambu itu diterapkan dengan dua proses, yaitu dengan perendaman, dan tanpa perendaman. Dengan perendaman, pemupukan dilakukan satu kali per dua hari, karena air adukannya lebih mudah meresap. Tanpa perendaman, pemupukan dilakukan satu kali per lima hari. Masing-masing diterapkan sesuai dengan usia sawi.