Padahal, paling tidak, justru wakil Ketua DPR RI itulah yang "pas" sekali untuk menjenguk RS. Pasalnya, sebelum "pengakuan" atas hoaks, FZ sempat menjenguk RS sekaligus berfoto bersama.
"Mbak @RatnaSpaet memang mengalami penganiayaan dan pengeroyokan oleh oknum yang belum jelas. Jahat dan biadab sekali," cuit FZ lewat akun twitter-nya @fadlizon, Selasa siang, 2 Oktober 2018.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra itu juga mengunggah foto dirinya dengan Ratna yang menggunakan baju berwarna biru dengan motif garis-garis, dan menulis, "Saya menjenguk Mbak @RatnaSpaet saat proses recovery dua hari lalu. Tindakan penganiayaan ini memang sungguh keji."
Di sisi lain, siapa yang bisa mengetahui, ada apa dalam acungan dua jari RS, meski jelas ia "terbuang" dari kumpulannya serta "teraniaya" oleh sikap orang-orang yang pernah didukung dan dibelanya. Apakah RS malah sedang melakoni sebuah peran baru karena, toh, memainkan suatu peran bukanlah hal yang baru bagi wanita yang pernah berteater bersama Maestro Teater Modern Indonesia, W.S. Rendra, meski mengorbankan kuliahnya di Arsitektur Universitas Kristen Indonesia? Entah siapa yang mampu mengetahui selain dirinya sendiri, 'kan?
Namun, jika memang "teraniaya" dan "terbuang" begitu perih, apa boleh buat. Beginilah realitas politik praktis di Indonesia yang selalu menganut adagium "Tidak ada kawan-lawan abadi, selain kepentingan". Ketika sebuah sikap sangat menghebohkan dunia politik praktis Indonesia dan berdampak telak pada "kepentingan" elite koalisi, atau "amat sangat dirugikan" menurut HNW, secara langsung menjadi bumerang bagi RS sendiri. Dan, entah seperti apa rasa "teraniaya" dan "terbuang"-nya RS atas respons HNW dan FZ.
*******
Balikpapan, 1 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H