Ini Balikpapan, yang merupakan sebuah kota di Kalimantan Timur (Kaltim). Dan, dengan menyebut "Balikpapan", berarti kota ini berbeda dengan kota-kota lainnya di Indonesia, apalagi dunia.
Perbedaannya juga berkaitan dengan stempel atau julukan "penulis". Kalau di daerah lain, menjadi seorang penulis dilalui dengan proses "berdarah-darah". "Berdarah-darah", misalnya, menguasai tata bahasa, kata baku, ejaan, memiliki pengetahuan yang memadai, memiliki kapasitas yang mumpuni, berani menguji karya melalui kurasi atau lomba penulisan, kreatif-produktif, dan seterusnya.
Pokoknya, ada bukti otentik berupa karya yang berkualitas, dan berkarya secara berkelanjutan (konsisten-kontinyu) sehingga benar-benar terbukti sebagai seorang penulis. Ada bukti otentik, termasuk segala argumentasi, yang layak dipertanggungjawabkan sebagai seorang penulis sejati.
Lupakan saja hal-hal heroik seperti misal di atas. Ini Balikpapan, Kota Minyak. Di Kota Minyak siapa pun tidaklah perlu repot dengan semua heroik. Ingat, ada jenis minyak yang licin, semisal oli, sehingga menjadi seorang penulis ataupun dikenal sebagai "penulis" bisa lancar jaya di kota ini.
Ada empat cara yang mudah untuk menjadi penulis bahkan dikenal sebagai penulis di Balikpapan. Pertama, buatlah beberapa tulisan di sebuah blog pribadi, media sosial, atau kertas. Tidak perlu tertanggal setiap hari atau minggu. Mungkin satu-dua tulisan sekian tahun usang, dan tidak ada tulisan lainnya.
Tulisan pun tidak perlu memenuhi kriteria apa pun. Sekadar curahan hati (curhat) atau uneg-uneg tanpa mengindahkan kaidah-kaidah penulisan. Pasalnya, di Balikpapan tidak seorang pun peduli seberapa memadai sebuah kualitas tulisan, dan seberapa mumpuni seseorang menjadi penulis. Yang penting ada tulisan sebagai bukti, walaupun satu-dua saja. Â
Kedua, rajinlah mendatangi acara-acara bertema budaya. Malam pembacaan puisi, misalnya. Bila perlu, bacakan puisi para penyair terkenal. Sesekali membaca "puisi" karya sendiri.
Ketiga, rajinlah memperkenalkan diri sebagai penulis kepada para peserta dalam acara-acara itu. Usahakan segera bertemu dengan panitia dan wartawan, lalu menyebut diri alias mengaku-aku (klaim sendiri) sebagai penulis.
Ya, segeralah mengaku-aku sebagai penulis. Kalau tidak segera mengaku-aku, tidak seorang pun yang akan mengetahui diri sebagai siapa. Pasalnya, tidak seorang pun yang mau repot untuk mencari rekaman-jejak tulis-menulis, baik tercetak (media massa atau buku) maupun digital, mengenai seseorang yang layak disebut "penulis".Â
Keempat, mintalah undangan jika ada hajatan selanjutnya di lain waktu, baik kepada panitia maupun siapa saja yang hadir di sana. Berikan nomor atau alamat yang bisa dihubungi.
Cukup dengan empat cara tadi, seseorang bisa dengan mudah menjadi bahkan dikenal sebagai penulis di Balikpapan. Cara-cara itu sudah terbukti manjur. Kalau belum yakin, cobalah sendiri selagi tinggal atau berstatus sebagai warga Balikpapan. Mumpung awal 2019 dan berkeinginan menjadi penulis di Balikpapan lho.