Dengar-dengar obrolan para pekerja di lokasi proyek mengenai kapan libur lebaran mereka dengan akhir pekerjaan, tersimpul rencana libur proyek. Itu pun jika pekerjaan mereka sudah sampai pada pekerjaan bernomor urut ke-8 dalam grup Pekerjaan III.
Aku berpikir, kalau sampai hari H (akhir pekerjaan karena libur lebaran), berapakah bobot pekerjaan mereka?
Lalu aku mencoba menghitung rincian bobot pekerjaan hingga total bobot seluruh pekerjaan proyek pada lembar Bill of Quantity (BQ) yang total nilanya Rp. 3.000.000.000,00. Total BQ merupakan total bobot seluruhnya (100%).
Perhitunganku mengalami kesulitan pada grup Pekerjaan IX. Dalam BQ, total nilai Pekerjaan IX sebesar Rp. 789.600.000,00 dan berbobot 26,32%. Tetapi, dalam perhitunganku, total nilainya tidaklah sampai Rp. 789.600.000,00 atau berbobot 26,32%. Bagaimana bisa begitu?
Jangan-jangan aku yang keliru. Aku hitung lagi, berapa nilai sebenarnya (asli) dalam grup Pekerjaan IX dari H116 sampai H146. Nilai totalnya Rp.593.400.000,00, dan total bobotnya hanya 19,78%.
Bagaimana bisa terjadi selisih sebesar 6,54% (senilai Rp.196.200.000,00) antara 26,32% (dari total nilai Pekerjaan IX dalam BQ; Rp.789.600.000,00) dan 19,78% ?
Aku penasaran. Lalu kutelusuri melalui asal Sub Total-nya pada sumbernya. Ternyata tertera “=SUM(H109:H146)”. Pada H109 tertera suatu pekerjaan dalam grup Pekerjaan VIII. Astaga!
Aku terkejut. Perhitungan grup Pekerjaan IX seharusnya dimulai dari H116, bukannya H109, karena pekerjaan pada H109 berada dalam grup Pekerjaan VIII. Ada apa ini?
Aku makin penasaran. Kutengok lagi berapa total nilai Pekerjaan VIII. Total nilainya: Rp.98.100.000,00 atau bobotnya 3,27%.
Kemudian kuhitung jumlah total nilai Pekerjaan VIII dan IX (yang asli). Total nilai Pekerjaan VIII (Rp.98.100.000,00) ditambah nilai sebenarnya (asli) dari Pekerjaan IX (Rp.593.400.000,00) adalah Rp. 691.500.000,00. Sedangkan total nilai Pekerjaan IX dalam BQ, Rp. 789.600.000,00.
Lho, dari mana angka Rp. 789.600.000,00 untuk total nilai Pekerjaan IX dalam BQ?