Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Andai Aku Admin] Setiap Tahun Membukukan Kumpulan Tulisan di Kompasiana

30 Januari 2016   18:50 Diperbarui: 30 Januari 2016   19:10 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tetapi, komentar pun tidaklah hanya terpatok pada kualitas. Spontanitas Pembaca melalui kolom komentar bisa menjadi ‘ukuran’ tersendiri bagi tulisan seorang kontributor. Tidak jarang komentar yang terpajang memerlihatkan keluguan atau kelucuan yang menggemaskan.

Dengan adanya dokumentasi komentar terlihat pula iklim demokrasi pemikirannya. Bagi calon pembaca buku itu nantinya, bukan tidak mungkin, komentar apa pun merupakan ‘daya tarik’ tersendiri sebagai satu-kesatuan antara sebuah tulisan dan komentar pembaca, dan layak ‘dipertanggungjawabkan’ secara intelektual.

Selain sebagai wujud sebuah pertanggungjawaban tahunan, buku tersebut nantinya bisa menjadi semacam kado tahunan sebagai sebuah bentuk apresiasi (penghargaan) yang nyata kepada Kompasianer, baik penulis maupun komentator,  yang terpilih. Apalagi jika apresiasi itu bisa disampaikan secara tertulis seperti halnya para juri untuk buku kumpulan cerpen pilihan Kompas.   

Di samping itu, pembukuan berpotensi bagi kompasianer lainnya agar lebih bersemangat dan selektif terhadap pemikiran mereka sendiri. Maksudnya, para kompasianer tidak saja bersemangat untuk menuliskan pemikiran dalam wujud tulisan panjang-lebar tetapi juga melalui komentar pendek. Sangat menghibur bagi kompasianer lainnya jika hanya komentar pendek yang tergabung.

Dan, lebih ke depannya, pemikiran-pemikiran yang terbukukan berpotensi sebagai bagian dari bahan referensi bagi para pengelola daerah dan negara. Sumbangsih yang intelek semacam ini akan membantu dalam pemantauan (perhatian) masyarakat (kontrol sosial) dengan penuh kasih-sayang supaya para pengelola daerah dan negara lebih baik lagi dalam pembenahan, perumusan dan penerbitan kebijakan demi kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Kesimpulan

Nah, seandainya saya (aku) menjadi admin Kompasiana, tentu saja saya akan membukukan tulisan-tulisan di Kompasiana.com sebagai wujud sebuah kinerja yang intelektual-serius, dan layak pula diapresiasi pada tahap selanjutnya. Sayangnya, semua itu hanyalah “seandainya”. Namun, lumayanlah, khayalan saya bisa menghibur diri saya sendiri, seolah-olah saya memang seorang admin Kompasiana.

*******

Panggung Renung & Kebun Karya, 30 Januari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun