Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Bersembunyi di Balik Puisi Pucat Pasi

19 Desember 2015   22:31 Diperbarui: 19 Desember 2015   22:31 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banyak tempat persembunyian dibuat untuk

Menyimpan kertas karbon tinta cetakan

Gosong bokong penggorengan penggodokan

Gerhana matahari rembulan

Gelap dan kedap

 

Aku memilih puisi pucat pasi

--- dari vonis dokter spesialis puisi ---

Sebagai tempat persembunyian untuk

Berbunyi bersama sunyi

 

Ruang puisi pucat pasi mengisi satu sisi dalam

Gubuk lapuk suntuk gerutuan kumbang kayu

 

Bidang-bidang puisi kucat dengan aksara

Panjang pendek tebal tipis tegak miring

Catatan-catatan cacat tentang jejak waktu

Tetek bengek merengek-rengek apek sumpek

Tidak ada yang keren deh!

 

Dalam puisi aku tidak perlu lagi berpura-pura

Duri padahal daging. Mendung padahal cerah.

 

Cukuplah puisi bagiku untuk curhat campur caci

Dengan diriku sendiri

 

*******

Panggung Renung – Balikpapan, 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun