Hombo batu (lompat batu) yang dikenal sebagai keahlian yang wajar dikuasai oleh prajurit-prajurit Desa yang ada di kepulauan Nias pada masa dulu sebagaimana dikutip dari media travel.kompas.com dan Okezone.com. Keahlian ini diwajibkan karena pada saat penyerangan dilakukan terhadap Desa tertentu, para prajurit perang dihadapkan pada pagar batu Desa lawan yang rata-rata ketinggiannya 2 m.
Nah, kalau para prajurit tidak bisa melompati pagar tersebut, bagaimana mungkin bisa menyerang. Oleh karena itulah keahlian melompat dijadikan sebagai salah satu syarat yang harus dikuasai oleh prajurit perang pada masa itu.Terkikisnya peperangan dan munculnya berbagai perkembangan, Hombo Batu menjadi sebuah budaya atau salah satu simbol budaya di kepulauan Nias.
Seiring perkembangan, Hombo Batu pun menjadi pesona dalam bidang pariwisata dan tak sedikit event yang mempresentasikan Hombo Batu sebagai bagian dari olahraga yang kemudian direalisasikan dalam bentuk perlombaan. Hombo Batu sebagai bagian dari olahraga yang kemudian direalisasikan dalam bentuk perlombaan menjadi diskusi utama dalam tulisan singkat ini.
Pertanyaan 1
Layak atau tidak Hombo Batu menjadi bagian olahraga dan diperlombakan?.
Jawabannya tentu “layak”. Karena Hombo Batu adalah aktivitas yang melibatkan tubuh pelompat dan melibatkan konsentrasi pikiran pelompat. Oleh karena layak menjadi bagian olahraga, maka demikian pula Hombo Batu layak menjadi sebuah perlombaan dengan alasan untuk menggairahkan sportifitas pelompat batu tanpa menodai nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Pertanyaan 2
Jika diperlombakan, apakah seorang pelompat memerlukan Supporter?
Jawabannya “perlu”. Karena pelompat memerlukan dukungan orang lain untuk meningkatkan semangat dan kepercayaan dirinya. Nasehatnya, jangan sampai supporter terkesan menyuarakan atau menunjukkan dukungan yang menjijikan, yang kemudian memprovokasi permasalahan antar supporter karena hal ini dapat membawa kesan buruk terhadap Hombo Batu yang mengandung nilai seni dan budaya yang unik dan tinggi.
Pertanyaan 3
Ada tidak kebermanfaatan perolehan juara bagi kemajuan pariwisata kita?