Sebab hidup adalah anugerah dan kita tidak pernah menduga dari mana relasi pertemanan itu datang. Ketika tubuh lelah dan kebahagiaan serasa jauh maka tubuh perlu merayakan kebahagiaan diri hingga terasa hangat. Untuk memungut detik-detik kehampaan itu, tak jarang digunakan untuk berselancar di dunia maya (Dumay) dengan tak letih-letihnya. Berawal dari follow untuk menyibak riak-riak kecil keterasingan, saling menerima keberadaan tanpa mengadu, hingga larut dalam keterpesonaan untaian kata-kata dan emoji sebagai keterwakilan perasaan.
Setangkup keterpesonaan itu terjalin rapi menyisakan rintik-rintik rindu yang tak ingin dilupakan. Angan imaji beterbangan merayakan relasi pertemanan bagai anak-anak hujan yang meniti setiap hati untuk merangkum secerca rasa. Harapan-harapan terjalin anggun untuk membangun relasi mencerminkan aroma kodrat manusia sebagai makhluk sosial. Hanya saja, hela nafas yang tersirat dalam bahasa tulis perlu dijaga dan dirawat agar tidak menimbulkan kegelisahan dan kekecewaan yang membekas sehingga tidak ada sisa badai dalam hati.
Pertemanan di Dumay memutuskan setapak sepi bagi anak rumahan (anak yang jarang keluar rumah). Komunikasi intens yang dibangun membuka tabir harap bagi sebuah pertemuan nyata dengan peluk dan kecup persahabatan untuk melengkapi kebahagiaan pada tepian simfoni jika sama-sama mendaraskan litani doa dan mewujudkannya.Â
Ketahuilah, aktivitas pertemanan yang dibangun lewat Dumay akan memberikan untung bila ingin berjalan-jalan di suatu tempat melengkapi cerita hidup. Tidak lagi ada yang susah-susah mencari guide atau penginapan. Tinggal menghubungi teman maya di mana tempat kita kunjungi agar mereka bisa menjadi tour guide yang rela menghabiskan waktu memotret kenangan bersama.Â
Perlu ditegaskan bahwa hati-hatilah berselancar di Dumay agar dapat menepis luka diri dan hidup tidak akan terusik. Maka bijak-bijaklah sebab "jarimu adalah harimaumu". Bawalah hati dan pikiran agar hari-hari hidup terus diwarnai kebahagiaan dan tidak menyeret jarak yang begitu jauh dengan mereka yang adalah saudara sendiri. Â Jadikan dunia maya bukan sebagai Medan untuk mendatangkan musuh melainkan taburan lembut semesta yang berisi remah-remah nostalgia indah tanpa temu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H