Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Seiman tapi Tak Seamin: Akulah Pengingkar Janji Itu

5 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 5 Januari 2024   12:15 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

:Akulah si pengingkar janji itu. 

Hampir 5 bulan berlalu, waktu seakan menjadi rahasia. Sambil terpekur menopang dagu, aku percaya semua orang pernah jatuh berkali-berkali, lalu mencintai secara utuh dirinya sendiri. 

Kalau saja memintaku untuk berkata jujur aku ingin melepaskan perasaanku menuju kebebasan di masa depan, di mana semua kisah akan bermuara. Tanpa perlu takut, maafkan aku untuk ini, yang tega mengabadikan luka di tepian mana engkau melabuhkan air mata lukamu.

Kali ini aku belajar, bahwa mencintai jangan memberikan janji karena akan tersisa rindu bila belum masih mampu melupakan. Setelah ini, jangan jadikan kesepian sebagai alasan untuk jatuh cinta, sebab engkau begitu berharga, juga cintamu sangat mulia. 

Apa kita akan kembali bertemu? Jika mungkin aku ingin melihatmu tersenyum sambil aku menjelaskan segala sunyi yang selalu kusematkan pada barisan doa sebelum malam menutup pintu. Mungkin ada yang belum terselesaikan namun engkau berhak bahagia. Engkau berhak bahagia dengan hatimu yang baru. 

Berpisah memang menjadi ujung kita, dan pergi adalah cari terbaik menenangkan rindu. Mungkin dengan kepergianku engkau menjadi lebih bahagia, engkau akan dicintai secara berbeda oleh dia yang merangkulmu dengan teduh. Jika diizinkan, aku ingin mengenangmu sebagai yang paling tulus.

Maafku memang tak rasanya tak cukup untukmu. Namun, restu orang tua menjadi penting untuk kita. Dari hati terdalam kuinginkan terbaik untukmu. Jika engkau merasa tersakiti, kenanglah aku sebagai pengingkar janji. Semoga kau menemukan rumah ternyaman tempat engkau menyandarkan bahu selain Tuhanmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun