Pukul lima pagi
ciap-ciap ayam terdengar merdu,
aku pun tinggal selangkah menginjak gerbang sekolah.
"Selamat pagi," sapaku.
Tak kulihat merah putih berkibar, hanya orang-orang berbaris rapih, menundukkan kepala, suara igauan mereka lembut membisik, "Apa kabar nusa kecil seribu pulau?"
Kulihat sorot mata mereka tajam memimpikan selimut warisan ibu dan lebih menginginkan hari libur.Â
Ada apa gerangan? Tidak ada yang mampu mereka lakukan selain berpura-pura setia pada kenyataan dalam kerja yang sederhana.
Pukul lima pagi kita bermain petak umpet:
kalau kerja adalah permainan, aku tak perlu setia padamu dan memilih berada di dunia yang dilupakan untuk cukup berbahagia. Bukankah kebahagiaan diciptakan sendiri?
Dengan obor di tangan mereka menunjuk langit dalam lagu sederhana:
"Padamu negeri kami berjanji,