Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pukul Lima Pagi

1 Maret 2023   04:58 Diperbarui: 1 Maret 2023   05:17 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pukul lima pagi

ciap-ciap ayam terdengar merdu,

aku pun tinggal selangkah menginjak gerbang sekolah.

"Selamat pagi," sapaku.

Tak kulihat merah putih berkibar, hanya orang-orang berbaris rapih, menundukkan kepala, suara igauan mereka lembut membisik, "Apa kabar nusa kecil seribu pulau?"

Kulihat sorot mata mereka tajam memimpikan selimut warisan ibu dan lebih menginginkan hari libur. 

Ada apa gerangan? Tidak ada yang mampu mereka lakukan selain berpura-pura setia pada kenyataan dalam kerja yang sederhana.

Pukul lima pagi kita bermain petak umpet:

kalau kerja adalah permainan, aku tak perlu setia padamu dan memilih berada di dunia yang dilupakan untuk cukup berbahagia. Bukankah kebahagiaan diciptakan sendiri?

Dengan obor di tangan mereka menunjuk langit dalam lagu sederhana:

"Padamu negeri kami berjanji,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun