Mohon tunggu...
Agustinus Maran
Agustinus Maran Mohon Tunggu... Guru - Guru Pelosok

Menulislah selagi dunia tak pernah menghakimi tulisanmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjamuan di Meja Makan

10 Oktober 2021   20:10 Diperbarui: 10 Oktober 2021   20:11 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

yang ditunggu datang juga

Dengan bunga plastik di sudut kanan meja dan malam yang buru-buru menziarahi sebuah puisi: cantik, simpel, dan sederhana.

Di meja makan, kita rayakan perjamuan tanpa kecemasan. Boleh pilih duduk melingkar di sebelah kiri atau kanan sambil memandang senyum menumpuk di meja makan.

"Bu, aku tak ingin makan parkedel." 

"Boleh kau nikmati kerupuk yang renyah asal jangan makan hati."

"Mampus, aku dikoyak-koyak kenang-kenang melekat di gelas kopi."

Sambil bergegas mundur kita berpisah.

Selamat malam kenang-kenang.

Hotel Cahaya Bapa, Kupang, 10 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun