Setelah hampir sembilan bulan tidak mengupdate blog ini, saya hadir kembali dari tempat penugasan yang baru: Kalimantan Barat. Kalimantan Barat, bagi saya, adalah tempat yang menarik karena berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia.
Oktober lalu, untuk kesekian kalinya sejak ditugaskan ke Kalbar pada Februari 2010 lalu, saya datang ke perbatasan. Kali ini saya datang ke Aruk, Sajingan Besar, Kabupaten Sambas yang berbatasan dengan Biawak, Negara Bagian Serawak. Dari Aruk, saya yang ikut Panglima Daerah Militer XII/Tanjungpura Mayor Jenderal Moeldoko (kini Pangdam III/Siliwangi) menggunakan heli, melanjutkan perjalanan ke Desa Temajuk, ujung Barat Kalimantan Barat-juga berbatasan dengan Serawak.
Temajuk, bagi saya, masih khas daerah pedalaman dan terisolasi. Ketika kami datang, kami dielu-elukan penduduk kampung yang langsung berkerumun di pinggir lapangan pendaratan heli. Ini khas daerah yang jarang dikunjungi pejabat. Moeldoko dengan gayanya yang luwes, meminta masyarakat Temajuk untuk terus meningkatkan kesetiannya kepada NKRI walaupun fasilitas dan akses infrastruktur relatif sulit.
Ketika musim hujan seperti ini, Temajuk nyaris sulit dijangkau karena air pasang di laut sehingga jalan pantai yang biasanya bisa dipakai, tak bisa lagi dilalui. Bupati Sambas Burhanuddin A Rasyid bahkan telah mengirimkan 10 ton beras sebagai cadangan bahan makanan masyarakat di sana.
Itu potret kawasan perbatasan yang sedikit bisa saya share. Pembaca akan mendapatkan tulisan-tulisan ringan soal perbatasan dan Kalimantan Barat pada hari-hari ke depan. "Salam dari perbatasan," demikian para penduduk Temajuk ketika kami pamit.
#pembaca juga bisa mendapatkan update soal Kalbar dari fb saya: agusthandoko dan twitter @augusthandoko.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H