Berdasarkan Ilham Ilahi seturut Injil Kristus
Persaudaraan bagi Fransiskus berasal dari ilham Ilahi dan seturut Injil Kristus, di sinilah dia memulai cara hidup persaudaraannya.[6] Fransiskus, Bernardinus dari Quintavalle dan Petrus Catani[7] di gereja St. Nikolaus, tiga kali membuka Injil yang merupakan bukti otentik bahwa Fransiskus diarahkan oleh Roh Kudus supaya hidup sesuai Injil dan ilham Ilahi. Fransiskus dalam membentuk persaudaraannya, meyakini bahwa sebagaimana Yesus membentuk komunitas Apostolik-Nya dengan para rasul, begitu juga dia meneladani semangat Yesus untuk membentuk persaudaraan dalam komunitas nya tersebut.[8]
      Melalui hal seperti itulah Allah menyatakan kasih-Nya di tengah-tengah kita. Dengan saling mencintai dan mengasihi merupakan gambaran konkret hidup orang-orang yang berikan kepada Yesus Kristus. Yesus adalah teladan paling utama cinta yang sempurna dalam hidup. Dia menyelamatkan semua manusia dengan mengurbankan jiwa dan raga-Nya di salib. Melalui peristiwa salib sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, Dia mengungkapkan Cinta sejati Allah yang sebenarnya, yang kemudian tinggal dan hidup di dalam hati seluruh orang beriman. Di dalam kebesaran cinta-Nya, Yesus menyebut para murid-Nya sahabat, saudara-Nya sendiri, dan dengan demikian Dia mengharapkan agar para murid untuk hidup saling mencintai sebagai satu saudara dengan yang lain.[9]
Â
- Teladan dan Ajaran St. Fransiskus
Â
      St. Fransiskus dari Assisi mendasarkan hidup persaudaraannya juga dalam Allah Trinitas, sesuai inspirasi Injil Kristus. Hal ini terlihat dari cara hidupnya yang secara totalitas digerakkan oleh Injil yang hidup. Menurut Fransiskus, Injil merupakan jalan menuju Kristus.[10] Di dalam Injil, termuat kebenaran iman yang menghantar setiap orang kepada jalan kebenaran dan keselamatan. Dalam kehidupannya, Fransiskus menginternalisasikan Injil dengan pertobatan dan mewartakan kabar gembira bagi semua orang yang dijumpainya. Dengan kata lain, Fransiskus memberitakan warta Injil kepada dunia di sekitarnya pada masa itu. Fransiskus mengajarkan bahwa Injil Yesus Kristus ialah satu-satunya "motor" penggerak hidup persaudaraan.[11] Hidup Injil Kristus dalam diri para saudaranya, terlihat paling nyata dalam setiap saudara yang mempersembahkan roti dan anggur (Tubuh dan Darah Kristus) dalam Perayaan Ekaristi Kudus.[12]
Â
- Kegembiraan Sejati
Â
      Kegembiraan sejati dalam hidup Fransiskus adalah kegembiraan yang bersumber dari Allah, sekalipun dalam situasi penderitaan dan kemalangan.[13] Menurut Fransiskus, penderitaan yang dialaminya bukanlah suatu hal yang menakutkan, melainkan menunjukkan sikap solidaritas nya atas penderitaan Yesus Kristus. Dalam hidupnya, Fransiskus selalu mengarahkan dirinya pada sukacita dalam Allah. Sukacita itu nampak dalam kesiapsediaan menerima kemungkinan yang buruk dalam hidup. Kegembiraan Fransiskus nampak lebih nyata justru saat ia sendiri melihat peristiwa kematian yang akan dialaminya, seperti yang diungkapkannya dalam Kidung Saudara Matahari. "Terpujilah Engkau, Tuhanku, karena saudari kami maut badani, dari padanya tidak akan terluput insan hidup satu pun".[14]
Â
- Pengertian dan Nilai Hidup Persaudaraan Kapusin
Â