Pemikiran Max Weber Tentang KharismaÂ
Dalam Diri Seorang Pemimpin
Pendahuluan
Max Weber merupakan seorang filsuf modern yang menarik bagi saya. Karena Max Weber saya lihat seorang yang memiliki intelektual yang sangat tinggi. Banyak karya-karya yang dihasilkannya bagi kita sekarang ini. Selain dari karyannya ia juga menyumbangkan beberapa pemikiran filsafatnya. Maka ia dikenal seorang filsuf modern yang cukup menpangaruhi pemikiran-pemikiran dewasa ini. Dengan banyaknya pemikiran atas ilmu filsafat, maka saya tertarik dengan salah satu pemikiran atau ajarannya ialah tentang kharisma. Rasa tertarik itu yang membuat saya mencoba untuk menuliskan ajarannya tentang kharisma ini.
Biografi
Max Weber dikenal sebagai seorang yang sangat jenius, itu tampak dalam pengguasaanya dalam berbagi bidang ilmu pengetahun. Ia dikenal sebagi seorang ahli politik, ekonomi, filsafat, dan seorang sosiolog dari Jerman. Ia salah satu pencetus dari ilmu sosiologi dan administrasi negara. Max Weber lahir di Erfurt Jerman pada tahun 1864, nama kecilya Karl Emil Maximilian Weber. Dia adalah anak dari pasangan Max Weber Sr dan Helene Fallenstein Weber. Ayahnya seorang pengacara aktif dan aktif dalam pemerintahan sebagai anggota legisaltif. Sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang suka bertapa. Berbeda dengan ayahnya yang hidup hanya mencari kesenagan duniawi saja. Walaupun hidup dalam setuasi gaya hidup keluarga yang berbeda antara ayah dan ibunnya. Namun Max Weber dari kecilnya sudah dibekali ilmu intelektual yang sangat tinggi.
Ia menikah dengan Marianne Schnitger yang merupakan masih sepupu jauhnya. Ia kemudian mendapat pekerjaan mengajar ekonomi di Universitas Freiburg pada 1894. Kemudian, pada 1896, Max Weber kembali ke Universitas Heidelberg sebagai seorang profesor. Pada 1897 hingga 1903, Max Weber mengalami masalah mental, depresi, kecemasan, dan insomnia, sehingga tidak memungkinkan baginya untuk mengajar. Pada 1903, Max Weber kembali bekerja sebagai editor di sebuah jurnal ilmu sosial terkemuka. Pada 1904, Max Weber diundang untuk memberikan kuliah di sebuah kongres seni dan sains di St. Louis, Missouri. Adapun pidato Max Weber saat itu kemudian dikenal luas karena esainya yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme. Esai tersebut kemudian diterbitkan pada 1904 dan 1905 yang membahas bahwa kebangkitan kapitalisme modern disebabkan oleh Protestanisme. Ia meninggal dunia pada tanggal 14 juni 1920 pada usia 56 tahun di Munchen, Bavaria sekarang Jerman.
Pemikiran: Otoritas Kharismatik/Kharisma
Max Weber mengartikan kharisma sebagai suatu kekuatan yang luar biasa yang dimiliki oleh seseorang. Weber selalu menggunakan istilah kharisma dalam arti suatu kualitas luar biasa yang dimiliki oleh seseorang atau suatu benda sehingga orang atau benda tersebut dipandang mempunyai kekuatan yang unik dan magis. Pendapat Weber mengenai kharisma dapat disimpulkan bahwa kharisma digunakan sebagai sebutan terhadap kualitas keperibadian seseorang yang lain dari orang-orang biasa dan diperoleh sebagai anugerah dari Tuhan berupa kemampuan yang luar biasa, sehingga orang tersebut menjadi teladan dan pemimpin. Kharisma semacam seseorang yang mempunyai daya dan kemampuan dalam dirinya yang membuat orang tunduk. Kharisma ini milik individu atau pribadi yang tidak semua orang memilikinya. Â Kharisma itu dimana orang lain tunduk tanpa dipaksa oleh aturan, oleh kekuasaan, kekerasan, orang tunduk karena melihat kharisma di dalam diri orang tersebuat. Orang yang dianggap kharismatik ini dia ngomong apa aja dianggap kebenaran, dia tampa memrintah para pengikutnya, pengikunya lansung menafsikan apa yang diinginkan oleh mereka yang mempunyai kharisma. Kekuatan kharisamtik ini diggunakan untuk mengubah kehidupan sosial, untuk melakukan dobrakan-dobrakan dalam tatanan yang sudah mapan. Dengan klaim kharisma ini perjuangan-perjuangan yang dilakuknnya banyak yang membawa kepada kesuksesan. Seorang kharisama dengan perjuanganya memiliki lima ciri-ciri. Pertama mereka dianugerhi kemampuan luar biasa, kedua orang kharismatik muncul dalam keadaan kritis, kalu situasi sedang baik-baik saja, maka orang tidak butuh orang yang berkharisma. Misalnya orang tidak butuh ratu adil, bila situasi sudah makmur, orang butuh ratu adil bila orang merasa susah. Ketiga mampu mengatasi krisis, orang yang berkharisma mampu mengatasi krisis, paling tidak krisis indivudu pengikutnya. Keempat orang yang berkharisma itu harus menarik dan mepesonakan pengikutnya, dan yang kelima ialah mampu membuktikan kebenaran idea yang dikemukannya. Pemimpin yang kharisamatik itu ia mempunyai visioner dalam dirinya. Ia mempunyai pandangan untuk masa depan, dimana orang yang memiliki kharisma itu mempunyai kemampuan untuk menguabah setuasi hidup di masa depan. Visioner itu punya orientasi masa depan tidak dalam konotasi punya cita-cita ngaur, tapi dalam konotasi naik kelas dimana ia mengubah kondisi sulit saat ini dengan kondisi penuh harapan dimasa depan. Mereka memiliki rencana dan strategi untuk masa depan. Seorang kharisamtik itu harus percaya diri dan berani mengambil resiko. Gak ada pemimpin kharismatik yang ragu-ragu dalam memimpin, jika ragu-ragu maka tidak akan ada yang menjadi pengikutnya. Seorang pemimpin kharismatik itu memiliki kekuatan yang mebuat pengikutnya merasa, kagum, percaya, dan setia. Pemimpin yang kharismatik itu mempunyai trobosan-trobosan baru dalam hidup sosial, sehingga membuat orang lain kagum. Jika tidak ada trobosan maka tidak ada orang yang percaya, ia dianggap hanya omong kosong saja.
RelevansinyaÂ
Untuk masa kini dapat kita lihat dari sosok bapak presiden Indonesia Ir. H. Joko widodo. Dimana beliau memiliki kharisama untuk memimpin bangsa Indonesaia ini. Bapak Joko Widodo memiliki kualitas-kualitas dalam dirinya sehingga mampu menjadikannya orang nomor satu di bangsa Indonesia ini. Kualitas yang dimiliki bapak Joko Widodo ialah dimana beliau dengan tegas dalam memimpin dan memiliki ciri kahs tersendiri yakni lansung terjun ke masyarakat. Bapak Presiden Joko Widodo melawan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini, dimana para pemimpin hanya duduk di kantor-kantor pemerintahan. Namun Presiden Joko Widodo tidaklah demikian, beliau lansung turun tangan ke masyarakat. Sehingga masyarakat melihat hasil kerja nyata yang dibuat oleh beliau. Selain itu bapak Joko Widodo juga memiliki visi kedepan untuk bangsa Indonesia ini. Beliau memiliki trobosan-trobosan baru dalam membagun masyarakat, dengan trobosan-trobosan tersebuat dan dinyataknya dalam bentuk kerja-kerja dan membagun berbagai sektor di Indonesia ini. Maka membuat masyarakat semakin percaya dan kagum kepada beliau. Dalam peribadi kitapun sudah mempunyai kharisma masing-masing, tergantung kepada kita lagi apakah khrisma-khrisma yang ada pada diri kita itu kita gunakan atau semakin kita kembangakan atau malahan kharisma itu kita kuburkan dalam hati kita yang paling dalam.