Mohon tunggu...
Agustinus Ependi
Agustinus Ependi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Filsafat, di Fakultas Filsafat, Universitas St. Thomas Medan

Tutuh Nya Tiop, Akal Nya Midop.. Onih Agah?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Sub Suku Dayak Mayau

17 Februari 2023   15:38 Diperbarui: 17 Februari 2023   15:49 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan diri baik secara sadar maupun tidak secara sadar. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan diri, mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan dalam diri. Dengan adanya pendidikan yang membawa orang pada perubahan taraf hidup. Dimana melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengetahuan.[5] Pendidikan ada yang disebut dengan pendidikan formal dan ada juga pendidikan non formal.

Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai struktur yang sangat jelas dan berjenjang yang terdiri dari tingkat dasar, menengah, atas, dan universitas. Pendidikan formal ini terjadi dalam suatu bagunan atau gedung dimana didalamnya ada intraksi antara guru dan muridnya. Pendidikan formal merujuk kepada instansi sekolah yang terikat legalitas dan memiliki persyaratan yang cukup ketat. Pendidikan formal memiliki badan hukum untuk berdirinya sekolah tersebut.

Selain pendidikan formal ada juga pendidikan non formal, dimana pendidikan ini tidak terikat oleh badan hukum. Pendidikan non formal ini tidak di dalam gedung, melainkan pendidikan ini dapat diterima dimanapun kita berada. Pendidikan nonformal adalah dimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain secara teratur dan terarah diluar sekolah, da nada pihak yang menerima informasi.[6]

Suku Dayak

Suku Dayak adalah salah satu suku di Indonesia yang mendiami tanah pedalaman Kalimantan. Suku Dayak merupakan penduduk asli pulau Kalimantan yang secara keseluruhan didalamnya terdapat 405 sub suku. Salah satunya dari subsuku itu ialah  Dayak Mayau. Dayak Mayau ini terdapat di Kabupaten Sanggau, mereka menyebut diri Mayau saat bertemu dengan suku Dayak lainya atau dari golongan suku lain.[7]

Suku Dayak Mayau adalah salah satu sub suku Dayak yang ada di Kalimantan. Suku Dayak Mayau ini tidak terlalu dikenal luas oleh suku-suku lain, kerena suku Dayak Mayau ini hanya terdiri dari beberapa kampung. Suku Dayak Mayau hanya terdiri dari tujuh kampung yakni kampung Tobilai, Kadak, Kelompu, Lanong, Upe, dan Entiop, yang terletak di bagian timur Kecamatan Bonti,Kabupaten Sanggau. Selain itu suku Mayau juga ada di kampung Engkayuk yang bermukim di wilayah kecamatan Parindu. Dengan sedikitnya kampung ini yang membuat suku ini tidak di kenal banyak orang. [8]

Bahasa yang digunakan oleh suku Dayak Mayau ini disebut bahasa Mayau. Bahasa kelompok suku Mayau ini banyak memperlihatkan kesamaan dengan bahasa kampung Sami, Tinying, Dosant, beberapa kelompok bahasa bidayuh lainya. Walaupun satu rumpun suku, bahasa setiap kampung dalam suku Dayak Mayau ini memiliki perbedaan penekanan dalam berbahasa. Namun saling mengerti satu sama lain.

Masyarakat Dayak pada umumnya mendiami daerah-daerah tepi Sungai Kapuas dan laut Kalimantan. Kedatangan suku lain yakni suku Melayu Sumatera dan Semenanjung Malaka mengakibatkan perpindahan pemukiman suku Dayak ke pegunungan.[9] Dulu sebelum pergeseran pemukiman ke daerah pegunungan orang Dayak juga disebut orang laut. Ini disebabkan mereka tinggal di daerah-daerah tepian sungai Kapuas. Namun setelah pergeseran pemukiman ke pegunungan masyarakat Dayak disebut dengan obih doih(orang darat).

Mata pencaharian masyarakat Dayak Mayau adalah mayoritasnya bertani. Dalam masa satu tahun masyarakat Mayau membuka lahan untuk berladang. Diladang itulah mereka mananam padi dan berbagi macam sayuran-sayuran. Selain itu sebagai pendapatan utama ialah perkebunan karet yang disebut Motong. Baru-baru ini masyarakat Bajau sudah mulai beralih ke perkebunan sawit.

Kepercayaan masyarakat Dayak bahwa Tuhan atau yang disebut dengan ponompa, dipercayakan sebagai yang menciptakan manusia. Kepercayaan mereka bahwa manusia diciptakan untuk hidup berdampingan. Oleh karena kepercayaan itu, masyarakat Dayak bergotong royong membangun rumah panjang dengan harapan supaya masyarakat Dayak ini dapat bersatu dalam satu ikatan kebudayaan.

Rumah Panjang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun