Mohon tunggu...
Agustinus Budi
Agustinus Budi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa | Editor | instagram.com/agustinussbudi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Lika-liku Peternak Lele

15 April 2021   08:28 Diperbarui: 15 April 2021   13:41 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yohanes Anjar Hendarto (46 ) dan Christina Retno Sumirat (48) adalah pasangan wirausahawan yang menekuni usaha ternak lele. Mereka tinggal di Klaten, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Polanharjo. Usaha beternak lele ini mereka rintis, sejak tahun 2018, "Waktu itu sebenarnya kolam untuk suguhan tamu, jadi tidak perlu beli kalau ada tamu dirumah, ternyata bagus untuk usaha" Jawab Ibu Retno. Dari yang awalnya sekedar mencoba, mereka mulai menekui usaha ini, melihat peluang usaha ini. "Kalau alasan lain, ya didaerah sini banyak tempat pemancingan dan rumah makan, jadi bagus kalau ingin usaha lele disini." jawab Ibu Retno ketika ditanya alasan menjalankan usaha ternak lele ini.

Saat memulai usahanya, kolam yang digunakan hanya satu, dan masih belum diutup terpal untuk alasnya, seiring berjalannya waktu semua kolam sudah diberi terpal untuk alas, dan kini kolam ikan lele tersebut sudah bertambah menjadi lima, "Dulu masih satu kolam, ukuran tiga kali lima meter, terus sekarang tambah jadi lima". tegasnya lagi. "Kalau kolam untuk yang ukuran tiga kali lima meter ada dua, terus ada yang empat kali enam, ada juga yang dua kali tiga, sama yang terakhir ukuran dua kali satu, untuk penampungan lele siap konsumsi." jawab beliau ketika ditanya seputar kolam yang ada.

Saat ditanya alasan mengapa memilih ikan  lele dibandingkan ikan nila, beliau menjawab jika ikan lele tidak harus menggunakan air mengalir tidak seperti ikan nila. "Untuk air ini pakai air dari keran dirumah."tegasnya. Dari awal masal pembibitan sampai siap konsumsi diperlukan waktu sekitar tiga bulan, "Dari masih bibit sampai remaja itu belum termasuk hitungan tiga bulan." tambahnnya. Untuk pemberian pakan sendiri juga memiliki beberapa tahapan, "Kalau untuk bibit itu diberi pakan PF selama satu bulan, setelah lepas pembibitan baru diganti dengan pelet." jawab Ibu Retno.  "Setelah berganti dengan pelet, baru dihitung tiga bulan." tambahnya.

Untuk per seribu ekor lele pakan yang diperlukan sampai masa panen dapat menghabiskan tiga karung pakan, satung karung pakan sekitar tiga pulih kilogram. Untuk prospek dari usaha ini, Ibu Retno menjelaskan jika prospek dari usaha ini tidak terlalu bagus, "Kurang bagus sebenarnya, dari segi pakan yang mahal, per karung bisa sampai tiga ratus ribu, lalu untuk harga jual sendiri bisa anjlok di tengkulak, hanya sekitar enam belas ribu saja." tutur Ibu Retno. Akhirnya untuk mengatasi hal tersebut Ibu Retno dan Bapak Anjar memutuskan untuk menjual sendiri ikan tersebut, lewat perantara media sosial, "Kalau keuntungan menjual sendiri itu, walaupun lebih lama tapi keuntungannya lebih banyak buat kami." tambahnya.

Di masa pandemi ini, dimana kondisi yang tidak menentu ini juga berimbas dengan usaha ternak lele ini. " Waktu awal pandemi , seharunya sudah mulai panen, tapi karena banyak rumah makan yang tutup, jumlah pembeli turun, jadi harus mundur sampai tiga bulan lebih." jawab beliau. Untuk mengatasi dampak masa pandemi ini, Ibu Retno dan suaminya mulai bergabung dengan komunitas peternak lele di media sosial Facebook, " Akhirnya ikut dengan komunitas peternak lele di Facebook sampai sekarag, dan sudah mulai stabil lagi." terang Ibu Retno. Kedepannya Ibu Retno berharap agar usaha yang dirintisnya dapat terus berjalan, dan tetap stabil meskipun dalam kondisi seperti saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun