Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis

Gemar membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Scibere Scribendo: Seni Menulis dengan Menulis

25 Maret 2025   04:30 Diperbarui: 24 Maret 2025   19:53 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak penulis pemula terjebak dalam dilema: "Haruskah aku belajar teori dulu atau langsung menulis?" Mereka sibuk mencari buku, mengikuti seminar, atau menonton tutorial, tetapi tak kunjung menulis satu halaman pun. Padahal, seperti belajar berenang, seseorang harus menceburkan diri ke air untuk bisa mahir. Adagium Latin Scibere scribendo discere discendo disces, "Kamu belajar menulis dengan menulis, kamu belajar membaca dengan membaca," mengingatkan bahwa menulis hanya bisa dikuasai dengan praktik, bukan sekadar teori. Tentu, teori penting, tetapi baru bermakna jika diterapkan dalam latihan nyata. Menulis bukan soal menemukan kata yang sempurna di awal, melainkan membiarkan ide mengalir dan terus belajar dari prosesnya. Jadi, daripada menunggu waktu yang "tepat," mengapa tidak mulai menulis sekarang juga?

Menulis Itu Keterampilan, Bukan Sekadar Teori

Analogi: belajar berenang dengan membaca buku vs. langsung menceburkan diri ke air: Bayangkan seseorang ingin belajar berenang. Dia bisa saja membaca berbagai buku tentang teknik berenang, menonton video tutorial, atau mendengarkan pengalaman perenang profesional. Namun, tanpa menceburkan diri ke dalam air dan merasakan langsung sensasi mengapung, mengayuh, dan bernapas, pengetahuan teoretisnya tidak akan membuatnya menjadi perenang yang mahir.

Hal yang sama berlaku dalam menulis. Menulis adalah keterampilan yang berkembang melalui praktik langsung. Seperti yang dijelaskan oleh Hanum Hanifa Sukma dan Lily Auliya Puspita (2023), dalam Keterampilan Membaca dan Menulis (Teori dan Praktik), menulis merupakan keterampilan berbahasa tulis yang harus terus diasah melalui latihan berkelanjutan.

Mengapa mahasiswa terjebak dalam teori tanpa pernah mulai menulis? Banyak mahasiswa merasa perlu memahami teori menulis secara mendalam sebelum memulai praktiknya. Mereka khawatir membuat kesalahan atau menghasilkan tulisan yang dianggap kurang baik. Namun, pendekatan ini sering menjadi penghambat. Seperti yang diungkapkan oleh Helaluddin dan Awalludin dalam Keterampilan Menulis Akademik: Panduan bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi (2020), kemampuan menulis seseorang dapat berkembang dengan baik apabila selalu diasah dan dilatih.

Pentingnya membiasakan diri menulis setiap hari untuk meningkatkan kualitas tulisan: Membiasakan diri menulis setiap hari adalah kunci untuk meningkatkan kualitas tulisan. Latihan rutin membantu penulis memahami ritme, struktur, dan gaya penulisan yang sesuai dengan dirinya. Selain itu, menulis secara teratur memiliki manfaat kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa menulis dapat meredakan stres, memecahkan masalah dengan lebih baik, dan memperbaiki suasana hati. Dengan menulis setiap hari, penulis tidak hanya mengasah keterampilannya, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mentalnya.

Teori sebagai Pendukung, Bukan Penghambat

Bagaimana teori dapat memperkaya imajinasi, bukan membatasi kreativitas: Teori menulis sering dianggap sebagai batasan yang menghambat aliran kreativitas. Namun, jika dipahami dan diterapkan dengan tepat, teori justru dapat memperkaya imajinasi penulis. Misalnya, memahami struktur cerita atau teknik penulisan tertentu dapat membantu penulis mengeksplorasi ide-ide baru dan menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Seperti yang diungkapkan dalam artikel di Professorline, "Imajinasi adalah fondasi dari penulisan kreatif. Bayangkan sebuah dunia yang belum pernah ada, sebuah karakter yang unik, atau bahkan sebuah konflik yang tak terduga."

Contoh teori yang bermanfaat bagi penulis pemula. Pertama, struktur cerita (awal, tengah, akhir): Memahami struktur dasar cerita membantu penulis merangkai alur yang koheren dan menarik. Dengan mengetahui bagaimana memulai cerita, mengembangkan konflik, dan memberikan resolusi, penulis dapat menciptakan narasi yang memikat pembaca.

Kedua, teknik show, don't tell: Teknik ini mendorong penulis untuk menggambarkan situasi atau emosi melalui aksi, dialog, atau deskripsi sensorik, sehingga pembaca dapat merasakan pengalaman tersebut secara langsung. Misalnya, daripada menulis "Dia marah," penulis bisa menggambarkan "Wajahnya memerah, dan tangannya mengepal erat."

Ketiga, pengembangan karakter yang hidup: Karakter yang mendalam dan realistis membuat cerita lebih menarik. Dengan memahami latar belakang, motivasi, dan perkembangan karakter, penulis dapat menciptakan tokoh yang resonan dengan pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun