Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anugerah yang Tak Dapat Dipilih: Orang Tua dan Anak dalam Perspektif Ilahi

21 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 20 Januari 2025   19:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tantangan dalam Hubungan Orang Tua dan Anak

Hubungan antara orang tua dan anak sering diwarnai oleh berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi keharmonisan keluarga. Memahami sumber konflik dan cara mengatasinya dengan perspektif pengembangan diri serta pentingnya kasih dan pengampunan adalah kunci untuk membangun hubungan yang harmonis.

Konflik atau perbedaan yang sering muncul antara orang tua dan anak: Perbedaan pandangan antara orang tua dan anak dapat memicu konflik dalam keluarga. Misalnya, dalam kasus pernikahan, anak mungkin merasa bahwa pilihannya adalah yang terbaik, sementara orang tua memiliki pandangan berbeda. Hal ini dapat menimbulkan perselisihan jika tidak dikelola dengan baik.

Cara menghadapinya dengan pandangan bahwa ini adalah bagian dari proses pengembangan diri: Menghadapi konflik dengan sikap terbuka dan melihatnya sebagai kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dapat membantu memperkuat hubungan keluarga. Pendekatan ini melibatkan komunikasi yang efektif, empati, dan kesediaan untuk memahami perspektif masing-masing pihak. Dengan demikian, konflik dapat menjadi sarana untuk belajar dan meningkatkan kualitas hubungan antara orang tua dan anak.

Peran kasih dan pengampunan dalam membangun hubungan yang harmonis: Kasih dan pengampunan memainkan peran vital dalam memulihkan dan memperkuat hubungan keluarga yang mengalami konflik. Pengampunan memungkinkan anggota keluarga untuk melepaskan beban dendam dan membangun kembali relasi yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan spiritual dan emosional.

Perspektif Ilahi dalam Menerima Peran

Hubungan antara orang tua dan anak dipandang sebagai amanah dari Tuhan, yang mengandung tanggung jawab spiritual dan moral bagi kedua belah pihak. Memahami peran ini melalui perspektif ilahi dapat memperdalam makna hubungan keluarga dan memperkuat ikatan antar anggota keluarga.

Memahami peran orang tua atau anak sebagai amanah dari Tuhan: Dalam ajaran Islam, anak dianggap sebagai amanah dan titipan Allah yang harus dijaga dan dididik dengan baik oleh orang tua. Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik, menasihati, dan mengarahkan anak-anak mereka sesuai dengan ajaran agama, karena pendidikan anak adalah amanah yang Allah titipkan.  Demikian pula, dalam perspektif Kristen, orang tua bertanggung jawab untuk memperkenalkan Tuhan kepada anak melalui pengajaran, mengajarkan perintah Tuhan secara berulang-ulang, dan menjadi teladan dalam mengasihi Tuhan.

Nilai-nilai spiritual yang membantu menerima peran ini dengan tulus: Nilai-nilai spiritual seperti kesabaran, keikhlasan, dan kasih sayang sangat penting dalam menjalankan peran sebagai orang tua atau anak. Kesabaran diperlukan dalam mendidik anak-anak, terutama dalam menghadapi tantangan di era digitalisasi. Keikhlasan dalam mendidik anak-anak merupakan amalan yang terus menerus ditingkatkan, karena mendidik anak adalah proses panjang yang membutuhkan dedikasi dan komitmen.  Selain itu, kasih sayang dan perhatian yang tulus dari orang tua akan membantu anak-anak tumbuh dengan nilai-nilai spiritual yang kuat. Orang tua berperan sebagai model peran dan teladan bagi anak-anak mereka, dengan memberikan pendidikan spiritual melalui pengajaran nilai-nilai moral, mengikutsertakan anak dalam kegiatan keagamaan, dan memberikan pemahaman tentang keyakinan dan praktik keagamaan yang dianut keluarga.

Akhirnya, hubungan antara orang tua dan anak adalah karunia Tuhan yang tidak dapat kita pilih dan seharusnya diterima dengan rasa syukur dan dihargai dalam setiap situasi. Orang tua adalah tempat pertama bagi anak untuk mengenal cinta dan nilai-nilai kehidupan, sementara anak menjadi amanah dan pengingat akan kehadiran Tuhan dalam keluarga. Dengan memandang hubungan ini sebagai anugerah ilahi, kita diajak untuk melampaui keterbatasan manusiawi dan melihat nilai yang lebih dalam. Mengasihi keluarga dengan segala kelebihan dan kekurangannya adalah bentuk ketaatan kepada Tuhan, sekaligus langkah untuk menciptakan harmoni dan kedamaian. Keluarga menjadi wadah pembentukan karakter, tempat untuk bertumbuh dan belajar, dan dengan pandangan ini, kita diharapkan mengoptimalkan peran kita demi kebaikan bersama. Semoga keluarga selalu menjadi cerminan kasih Tuhan, sumber kekuatan, dan tempat yang memberi kehangatan dalam hidup. (*)

Merauke, 21 Januari 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun