"Aku setuju. Kita harus berjuang bersama. Menggabungkan pengetahuan yang kita miliki dan menginspirasi warga untuk ikut serta," tambah Josefa.
"Betul. Aku selalu percaya bahwa kunci kesuksesan adalah kolaborasi. Dengan ilmu yang kamu bawa dan upaya kita bersama, kita bisa membuat perubahan besar di kampung ini," kata Didimus dengan penuh keyakinan.
Di antara obrolan mereka yang mendalam, terdengar suara gemercik air dan nyanyian burung-burung kecil yang bermain di antara cabang-cabang pohon. Suasana damai pantai Kimaam melengkapi keseluruhan percakapan mereka, menciptakan ruang untuk refleksi dan perenungan.
"Josefa, apa yang paling berkesan selama kamu di Bogor?" tanya Didimus, memecah keheningan.
"Banyak hal, Didimus. Tapi yang paling berkesan adalah ketika aku melihat hasil dari metode baru yang kami terapkan di lahan percobaan. Itu seperti melihat mimpi jadi kenyataan. Aku yakin kita bisa mencapai hal yang sama di sini," jawab Josefa dengan mata bersinar.
"Impian kita selalu besar, Josefa. Dan sekarang, kita punya alat untuk mewujudkannya. Mari kita bawa perubahan untuk Kampung Tabonji," Didimus merespon dengan semangat.
Pertemuan ini tidak hanya menguatkan hubungan persahabatan antara Josefa dan Didimus, tetapi juga memperdalam tekad mereka untuk bekerja bersama dalam menghadapi tantangan dan mencapai tujuan mereka untuk kemajuan komunitas. Mereka berdua merasa bahwa kombinasi antara pengetahuan modern dan nilai-nilai tradisional dapat membawa perubahan positif yang signifikan bagi masyarakat Marind Anim dan alam sekitarnya di Pulau Kimaam.
"Didimus, mari kita mulai. Bersama-sama kita pasti bisa," kata Josefa, mengulurkan tangan.
"Setuju. Bersama kita kuat," jawab Didimus, menyambut uluran tangan Josefa dengan mantap.
Diskusi dengan Warga
Setelah bertemu dengan keluarga dan Didimus, Josefa memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan para warga Kampung Tabonji untuk berdiskusi tentang visi dan rencananya mengembangkan pertanian di kampung halamannya.