Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 85-86

8 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 7 Januari 2025   18:15 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Inilah saat yang menggambarkan momen pencerahan Josefa yang mendalam saat dia mulai memahami dan menghargai nilai-nilai tradisional yang terkandung dalam budaya dan praktik pertanian masyarakatnya di Kampung Tabonji.

Josefa duduk di tepi sungai kecil yang mengalir di pinggir ladang, memandang tanaman-tanaman yang tumbuh subur di bawah sinar matahari sore. Dia memikirkan hasil risetnya dan diskusi yang telah dilakukannya dengan para tetua di kampungnya. "Ada begitu banyak kebijaksanaan dalam cara nenek moyang kita mengelola tanah dan tanaman," gumam Josefa, suaranya penuh kekaguman.

Teguh, yang selalu mendukung dan memberikan perspektif kritis, menyambut pendapat Josefa dengan antusias. "Mereka telah menemukan cara yang berkelanjutan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati tanah dan mengoptimalkan hasil tanaman dengan sumber daya alami yang tersedia," ujarnya, memberikan pujian atas penemuan Josefa.

Josefa mengangguk, "Benar, Teguh. Sistem irigasi tradisional dan penggunaan pupuk organik alami seperti yang mereka lakukan telah terbukti sangat efektif." Dia menyentuh tanah dengan lembut, merasakan kelembapan yang dipertahankan oleh sistem irigasi alami itu. "Ini bukan hanya tentang hasil tanaman, tetapi juga tentang menjaga lingkungan sekitar agar tetap seimbang," tambahnya dengan penuh keyakinan.

Teguh mengangguk setuju, "Masyarakat kampung kita memiliki pengetahuan yang kaya. Dengan menggabungkan ini dengan teknologi modern yang tepat, kita bisa menciptakan sistem pertanian yang lebih baik secara holistik."

Malam itu, Josefa kembali ke kamarnya dengan semangat yang membara. Dia mencatat hasil eksperimennya dan pemikiran-pemikiran baru dalam buku catatannya. "Aku yakin bahwa integrasi antara pengetahuan tradisional dan teknologi modern adalah kunci untuk membawa perubahan positif bagi komunitas kita," ucapnya pada Teguh yang ada dalam pikirannya.

Teguh tersenyum, "Langkah demi langkah, Josefa. Kita sedang membangun jembatan antara masa lalu yang kaya dan masa depan yang berkelanjutan."

Josefa mengangguk, merasa semakin yakin bahwa pendekatannya tidak hanya akan memberikan hasil yang lebih baik secara ekonomi, tetapi juga akan memperkuat identitas budaya dan keberlanjutan lingkungan di Kampung Tabonji. Dengan semangat yang baru ditemukan, dia siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dalam perjalanan panjangnya.

(Bersambung)

Merauke, 8 Januari 2025

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun