Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 85-86

8 Januari 2025   04:30 Diperbarui: 7 Januari 2025   18:15 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (Dokumentasi Pribadi)

Mencari Jawaban

Inilah titik fokus Josefa dalam mengeksplorasi lebih dalam tentang bagaimana menggabungkan pengetahuan tradisional dan teknologi modern untuk kebaikan komunitasnya di Kampung Tabonji.

Josefa duduk di bawah pohon rindang di area kampus IPB, memandang jauh ke hamparan ladang danau yang menginspirasinya. Teguh, teman sekelasnya yang penuh ide, sering kali muncul dalam pikirannya di saat-saat seperti ini. "Teguh, aku merasa seperti sedang berada di persimpangan antara masa lalu dan masa depan," kata Josefa sambil menggumamkan pemikirannya.

Teguh, yang selalu tahu bagaimana memberikan sudut pandang yang berbeda, menjawab dengan tenang, "Itu adalah tempat yang baik untuk berada, Josefa. Masa lalu memberi kita akar, sementara masa depan membawa kita ke arah yang belum terjamah."

Josefa mengangguk, memikirkan rencananya untuk melakukan riset lebih lanjut tentang praktik pertanian tradisional di Kampung Tabonji. "Aku ingin mendengarkan cerita-cerita dari mereka yang telah menjaga kebun-kebun dan ladang-ladang ini sejak lama," tambahnya, suaranya penuh semangat.

Teguh tersenyum, memberikan dorongan lebih lanjut, "Mereka memiliki kearifan yang sangat berharga, Josefa. Dengan mendengarkan dan mempelajari dari mereka, kita bisa menemukan cara untuk mempertahankan dan mengembangkan warisan itu dengan teknologi yang tepat."

Josefa mengambil buku catatannya, mencatat ide-ide dan pemikirannya yang semakin jelas. Dia merasa semakin yakin bahwa dengan pendekatan holistik ini, dia bisa memberikan dampak yang positif bagi komunitasnya. "Aku akan menyusun rencana tindakan yang rinci," katanya pada Teguh, "agar ide-ide ini bisa diaplikasikan dengan efektif di lapangan."

Teguh mengangguk setuju, "Langkah demi langkah, Josefa. Kamu sedang menjembatani kesenjangan antara masa lalu yang kaya dan masa depan yang cerah."

Malam itu, Josefa menghabiskan waktu untuk merenung. Setiap langkah yang dia ambil bukan hanya menandai ketekunannya dalam mengejar jawaban-jawaban yang dicarinya, tetapi juga dedikasinya untuk membangun masa depan yang berkelanjutan. Dengan setiap halaman yang dipenuhinya dalam buku catatannya, Josefa semakin mengukuhkan diri sebagai agen perubahan yang mampu menggabungkan kearifan lokal dengan kemajuan teknologi, demi kebaikan bersama.

Penemuan Kekuatan Tradisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun