Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Membaca dan menulis, kesukaanku. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Novel] Menapak Jejak di Kimaam, Episode 47-48

13 November 2024   06:05 Diperbarui: 13 November 2024   06:07 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cover Novel Menapak Jejak di Kimaam (IlustrasiPribadi)

"Iya, Nak. Kamu pasti bisa menyesuaikan diri," jawab Ayahnya penuh keyakinan.

Sebagai seorang mahasiswa baru, dia dihadapkan pada proses orientasi yang mengenalkannya pada struktur akademis IPB serta kehidupan kampus secara umum.

"Saya harus menghadiri seminar ini dulu, Ayah, Ma. Sampai nanti!" pamit Josefa.

Selama beberapa minggu pertama, Josefa merasa sedikit terombang-ambing dalam penyesuaian dengan lingkungan baru dan tuntutan akademis yang lebih kompleks.

"Susah ya, Ng. Saya sedang beradaptasi dengan perkuliahan di sini," curhat Josefa pada Didimus lewat telepon.

"Tetap semangat, Jose! Kamu pasti bisa," jawab Didimus memberi semangat.

Namun, semangatnya untuk belajar dan mengejar pengetahuan tidak pernah padam. Dia aktif mengikuti berbagai kuliah, seminar, dan workshop yang relevan dengan bidang pertanian dan ilmu pengetahuan lingkungan.

"Kuliah ini sangat menantang, Teguh. Kita harus terus belajar bersama," ujar Josefa pada Teguh dalam diskusi kelompok.

Kesibukan di IPB tidak membuat Josefa melupakan akar budayanya di Kampung Tabonji. Setiap malam, dia meluangkan waktu untuk merenungkan kehidupan di kampung halamannya dan bagaimana ilmu yang dia pelajari di Bogor dapat diterapkan untuk memberikan manfaat bagi masyarakatnya.

"Kangen juga ya, Ma. Tapi saya harus fokus di sini dulu," ucap Josefa dalam telepon kepada ibunya.

Ini menjadi pendorong utama baginya untuk terus berjuang dan belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun