Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Membaca dan menulis, kesukaanku. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ucapan yang Menghalangi Kesuksesan: Mengubah Pola Pikir Negatif Menjadi Positif

19 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 19 Oktober 2024   06:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernyataan "saya sudah tahu" dapat menjadi penghambat besar dalam belajar dan perkembangan diri. Ketika seseorang merasa sudah mengetahui segalanya, ia menutup diri dari pengetahuan baru, menyebabkan stagnasi. Dalam The Art of Learning (2007), Joshua Waitzkin menekankan pentingnya memiliki "pikiran pemula"---sikap terbuka untuk terus belajar.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa manusia tidak akan pernah mencapai pengetahuan penuh. Santo Thomas Aquinas mengatakan, "Semakin banyak kita tahu, semakin kita menyadari betapa sedikit yang kita ketahui," yang menunjukkan pentingnya kerendahan hati dalam belajar.

Dale Carnegie dalam How to Win Friends and Influence People (1936) juga menyatakan bahwa kesuksesan berasal dari kerendahan hati dan kemauan belajar dari siapa saja dan dari pengalaman. Ajaran Gereja Katolik mendorong sikap rendah hati seperti anak kecil (Mat 18:4) agar kita terus tumbuh dalam kebijaksanaan dan spiritualitas.

Mengubah "saya sudah tahu" menjadi "apa lagi yang bisa saya pelajari?" membuka peluang untuk berkembang. Carol S. Dweck (2006) menyebut ini sebagai bagian dari growth mindset. Gereja Katolik juga mengajarkan pentingnya terus belajar untuk mengembangkan talenta (Ams 1:5) dan memperbaiki diri dalam iman dan pengetahuan.

Mengubah Pola Pikir Negatif Menjadi Positif

Pikiran negatif dapat sangat memengaruhi emosi, perilaku, dan hasil seseorang. Menurut psikolog Martin Seligman (1990), pola pikir negatif meningkatkan risiko depresi, sedangkan afirmasi positif dapat meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan. Mengganti pikiran negatif dengan afirmasi positif membantu mengubah persepsi dan lebih proaktif menghadapi tantangan.

Langkah pertama dalam mengubah pola pikir negatif adalah mengenali pikiran tersebut. David D. Burns dalam Feeling Good (1980) menyarankan mencatat pikiran negatif dan menggantinya dengan afirmasi yang lebih positif, seperti mengganti "Saya tidak mampu" menjadi "Saya bisa belajar." Langkah berikutnya adalah berlatih menggunakan kata-kata positif setiap hari dan menciptakan lingkungan yang mendukung.

Pola pikir positif berdampak signifikan pada studi, karier, dan hidup rohani. Carol S. Dweck (2006) menyatakan bahwa growth mindset membuat siswa lebih percaya diri dan terbuka terhadap tantangan. Dalam karier, pola pikir positif membantu melihat hambatan sebagai peluang, sementara dalam hidup rohani, pola pikir positif membawa seseorang lebih dekat dengan Tuhan, menjalani hidup dengan pengharapan, dan mencari kehendak-Nya (Yer 29:11).

Berdasarkan pembahasan di atas, menghindari tiga ucapan---"tidak bisa," "tidak mungkin," dan "saya sudah tahu"---adalah langkah penting untuk membuka peluang kesuksesan dalam setiap aspek kehidupan. Ucapan "tidak bisa" membatasi potensi diri kita, "tidak mungkin" menutup peluang bahkan sebelum kita mencobanya, dan "saya sudah tahu" menghentikan proses belajar yang diperlukan untuk berkembang. Mengubah ketiga ucapan tersebut dengan afirmasi positif seperti "bagaimana saya bisa?" atau "apa lagi yang bisa saya pelajari?" mendorong kita membuka diri terhadap kemungkinan, solusi kreatif, dan kesempatan untuk terus tumbuh. Mari kita mulai berfokus pada kata-kata yang memotivasi dan mendorong pertumbuhan. Setiap kali menghadapi tantangan atau ketidakpastian, pilihlah kata-kata yang memberikan keberanian dan harapan. Dengan mengganti pola pikir negatif menjadi positif, kita tidak hanya mengubah pandangan kita tentang diri sendiri, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih cerah dan penuh keberhasilan dalam studi, karier, dan hidup rohani. (*)

Merauke, 19 Oktober 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun