Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Membaca dan menulis, kesukaanku. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Tengah Badai, Mereka Bertahan: 23 Tahun Perkawinan dalam Kasih Tuhan

18 Oktober 2024   06:05 Diperbarui: 18 Oktober 2024   06:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kasih Tuhan sebagai Jangkar dan Penyelamat

Dalam perjalanan perkawinan mereka, kasih Tuhan menjadi jangkar yang menahan mereka dari badai. Iman kepada Yesus bukan hanya keyakinan, tetapi sumber kekuatan yang mereka andalkan. Di tengah tantangan hidup, doa Rosario menuntun mereka pada damai sejati, dan devosi kepada Bunda Maria memberi ketenangan. Setiap butir doa mendekatkan mereka pada kekuatan ilahi dan jawaban atas pergulatan batin.

Pengampunan dan rekonsiliasi menjadi napas perkawinan, terutama saat konflik muncul. Sakramen Pengakuan memberi mereka kesempatan untuk memulai lagi, menerima pengampunan, dan saling memaafkan. Cinta yang diilhami Tuhan menyatukan mereka, meski ada perbedaan. Perbedaan dipandang sebagai kekayaan yang memperkaya hubungan, dan kasih Tuhan menuntun mereka untuk selalu mencari pengertian dan kompromi.

Dengan cinta yang berakar pada kasih Tuhan, mereka mengatasi badai, memperbaiki kepingan yang rusak, dan membangun rumah tangga penuh damai. Tuhan Yesus dan Bunda Maria selalu menjadi jangkar dan penyelamat dalam setiap langkah perjalanan mereka.

Keluarga sebagai Berkat dan Panggilan

Membesarkan anak-anak menjadi berkat besar dalam hidup mereka. Meski tidak lahir dari darah dan daging mereka, anak-anak adalah titipan Tuhan yang mereka syukuri dan menikmati kebahagiaan. Mereka menanamkan nilai-nilai iman sejak dini, mengajarkan pentingnya doa, Misa, dan ajaran Gereja Katolik, agar anak-anak tumbuh dalam keyakinan yang kuat.

Akan tetapi, mendidik anak juga menghadirkan tantangan, termasuk kenakalan yang kadang membuat mereka sedih dan frustrasi. Namun, mereka melihat setiap kesulitan sebagai peluang untuk belajar lebih sabar, bijak, dan mencintai tanpa syarat.

Sebagai orang tua, mereka menjadikan keluarga sebagai miniatur Gereja, dengan Tuhan sebagai pusatnya. Setiap doa, sakramen, dan kebiasaan berdoa bersama memastikan Tuhan hadir dalam kehidupan mereka. Mereka percaya Tuhan memanggil mereka untuk misi cinta dan pelayanan melalui keluarga, meski tak selalu mudah. Dalam setiap langkah, mereka yakin Tuhan selalu membimbing mereka.

Penutup

Dalam refleksi perjalanan 23 tahun perkawinan, rasa syukur mendalam tak henti-hentinya mereka panjatkan kepada Tuhan. Di tengah suka duka, badai, dan rintangan, cinta yang tumbuh di antara mereka tetap kokoh berkat penyertaan-Nya. Setiap tantangan yang mereka hadapi---entah itu kesulitan dalam rumah tangga, konflik yang menguji kesetiaan, atau momen-momen sulit yang seolah menghentikan langkah mereka---hanya memperkuat iman dan komitmen mereka satu sama lain. Mereka merasa telah diberi kesempatan untuk menempuh perjalanan ini, ditemani oleh anak-anak yang mengisi hidup mereka dengan sukacita, meskipun juga menghadirkan tantangan yang harus mereka hadapi bersama.

Harapan mereka untuk masa depan senantiasa berakar pada keyakinan bahwa Tuhan dan Bunda Maria akan terus menjadi pelindung dan pembimbing. Mereka sadar bahwa kehidupan rumah tangga tidak pernah lepas dari ujian, tetapi dengan Tuhan sebagai jangkar, mereka yakin bahwa kehidupan keluarga akan selalu dikuatkan. Mereka percaya bahwa dengan kesetiaan pada doa, khususnya doa Rosario, serta dengan terus menerima sakramen-sakramen suci, keluarga akan terus berjalan di jalan yang telah tetapkan Tuhan. Harapan mereka adalah bahwa cinta yang dibangun akan tetap bertumbuh, tidak hanya untuk mereka berdua, tetapi juga untuk anak-anak, yang kelak akan membawa nilai-nilai iman ini ke dalam kehidupannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun