Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menguak Hukum Tarik Menarik, Rahasia Semesta yang Mengubah Hidup Kita

4 September 2024   06:05 Diperbarui: 4 September 2024   06:25 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pikiran kita memiliki dampak yang kuat terhadap realitas yang kita ciptakan. Pikiran positif tidak hanya memengaruhi suasana hati dan kesehatan kita, tetapi juga menciptakan medan energi yang menarik situasi dan orang-orang positif ke dalam hidup kita. Menurut Joe Dispenza (2012), dalam Breaking the Habit of Being Yourself: How to Lose Your Mind and Create a New One, dengan secara konsisten memilih pikiran yang baik, kita dapat mengubah tidak suasana hati dan lingkungan fisik kita. 

Di sisi lain, pikiran negatif dapat menjadi penghalang besar dalam hidup kita. Seseorang yang terus-menerus berpikir bahwa ia tidak layak untuk dicintai mungkin akan menghadapi kesulitan dalam hubungan pribadi karena keyakinannya yang mendalam. St. Thrse dari Lisieux (1898), dalam Story of a Soul, mengajarkan bahwa pikiran-pikiran kita, khususnya yang penuh dengan cinta dan iman, dapat mengarahkan kita kepada kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.

Mengapa Hukum Tarik Menarik Sering Disalahpahami?

Hukum Tarik Menarik, meskipun populer, sering disalahpahami oleh banyak orang. Salah satunya adalah bahwa 'berpikir positif saja cukup untuk mengubah hidup seseorang'. Banyak yang percaya bahwa hanya dengan memvisualisasikan keinginan mereka, segala sesuatu akan terwujud tanpa memerlukan upaya lebih lanjut. Namun, pemikiran ini jauh dari kebenaran. Menurut Wayne Dyer (2004), dalam The Power of Intention, bukan hanya keinginan yang akan menarik hasil,melainkan keseluruhan keadaan pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang. Untuk benar-benar menarik hal-hal baik ke dalam hidup, seseorang harus 'menjadi' pribadi yang selaras dengan apa yang diinginkannya, bukan hanya berpikir tentang hal tersebut.

Kesalahpahaman lain adalah mitos bahwa 'Hukum Tarik Menarik dapat memanifestasikan apa saja tanpa batas', seolah-olah kita bisa mengontrol seluruh alam semesta hanya dengan pikiran kita. Kenyataannya, hukum ini bekerja dalam batas-batas yang sudah ditetapkan oleh hukum-hukum alam lainnya dan oleh kehendak ilahi. Paus Benediktus XVI, dalam ensiklik Spe Salvi (2007), mengingatkan bahwa manusia tidak bisa memaksakan kehendaknya di luar kehendak Tuhan.

Pentingnya tindakan selain berpikir positif. Hukum Tarik Menarik sering disalahartikan sebagai sekadar alat berpikir positif, padahal 'tindakan nyata' adalah bagian integral dari proses manifestasi. Menurut Napoleon Hill (1937), dalam Think and Grow Rich, 'pemikiran positif harus diikuti oleh tindakan yang konsisten' untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tanpa tindakan nyata, pemikiran positif hanya akan tetap menjadi angan-angan tanpa hasil yang konkret.

Dalam ajaran Gereja Katolik, pentingnya tindakan ditekankan melalui konsep ora et labora ('berdoa dan bekerja'). St. Benediktus dari Nursia menyatakan bahwa doa dan kerja harus berjalan seiring. Berdoa tanpa bekerja, atau sebaliknya, tidak akan membawa seseorang menuju kehidupan yang benar-benar terpenuhi. St. Yakobus menyatakan, "Iman tanpa perbuatan adalah mati" (Yak 2:26). Hal ini berarti kepercayaan atau pikiran yang positif harus disertai dengan tindakan yang nyata untuk membuahkan hasil.

Hukum Tarik Menarik tidak dapat dilepaskan dari hukum-hukum semesta lainnya. Menemukan keseimbangan dan harmoni dalam penerapan Hukum Semesta adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang penuh arti dan terpenuhi. St. Agustinus dalam The City of God, menulis bahwa harmony is the key to understanding the divine plan. Ajaran ini menekankan bahwa untuk mencapai keseimbangan dalam hidup, kita harus memahami dan mengintegrasikan berbagai hukum semesta dalam tindakan kita sehari-hari. 

Deepak Chopra (1994), dalam The Seven Spiritual Laws of Success, menggambarkan bagaimana penerapan hukum-hukum universal secara harmonis dapat membawa kita menuju kehidupan yang sukses dan bermakna. Dengan kata lain, memahami dan menerapkan hukum-hukum ini secara seimbang membantu kita untuk hidup sesuai dengan aliran alam semesta, yang pada akhirnya membawa kedamaian, kebahagiaan, dan kesuksesan.

Cara Menerapkan Hukum Tarik Menarik dengan Efektif

Hukum Tarik Menarik, yang berpusat pada gagasan bahwa "Anda menarik apa yang Anda pikirkan dan rasakan," dapat diterapkan secara efektif melalui berbagai teknik dan latihan praktis. Untuk mencapai keberhasilan, penting untuk memahami bahwa hukum ini tidak hanya tentang berpikir positif, tetapi juga melibatkan tindakan nyata yang mendukung keinginan dan tujuan kita. Beberapa teknik dan latihan praktis, antara lain visualisasi, afirmasi positif, meditasi, dan menulis jurnal syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun