Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Di Balik Makan Siang Gratis di Sekolah: Peran Kunci Pajak Masyarakat

10 Agustus 2024   04:29 Diperbarui: 10 Agustus 2024   04:32 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari, banyak anak di Indonesia pergi ke sekolah tanpa sarapan, yang menyebabkan masalah gizi yang berdampak pada kemampuan belajar dan pertumbuhan mereka. Untuk mengatasi hal ini, pemerintahan baru 2024 ini  berencana meluncurkan program makan siang gratis di sekolah sebagai solusi penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang cukup. 

Program ini bukan hanya bantuan, tetapi investasi dari masyarakat melalui pajak, yang berkontribusi pada kesejahteraan generasi mendatang. Artikel ini menekankan pentingnya dukungan masyarakat untuk program ini melalui pembayaran pajak, demi masa depan pendidikan dan kesehatan anak-anak.

Konsep "Gratis" dalam Layanan Publik

Kita sering menemukan berbagai layanan yang disebut "gratis," seperti program makan siang di sekolah atau layanan kesehatan masyarakat. Namun, istilah "gratis" dalam konteks layanan publik sering merupakan salah kaprah. Layanan tersebut mungkin tampak tidak memerlukan pembayaran langsung dari pengguna, tetapi sebenarnya dibiayai oleh sumber lain, seperti pajak masyarakat.

Tidak ada yang benar-benar gratis: Banyak orang mungkin percaya bahwa layanan publik yang disebut "gratis" benar-benar tanpa biaya. Namun, pandangan ini adalah sebuah mitos. Hal ini ditegaskan Milton Friedman (1975): "There is no such thing as a free lunch." Pernyataan ini menggambarkan bahwa semua layanan memiliki biaya yang harus ditanggung, meskipun tidak dibayar secara langsung oleh penerima manfaatnya. Dalam konteks program makan siang gratis di sekolah, biaya yang terkait dengan penyediaan makanan tersebut sebenarnya ditanggung oleh masyarakat secara tidak langsung melalui pajak.

Pemerintah sebagai pengelola dana publik: Pemerintah berperan penting mengelola dana publik yang berasal dari pajak masyarakat. Melalui pengumpulan pajak, pemerintah menyediakan layanan publik yang bermanfaat bagi masyarakat, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Program makan siang gratis di sekolah adalah contoh nyata bagaimana dana publik digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak (aspek gizi) dan mendukung pendidikan mereka.

Memahami kontribusi pajak: Ketika kita membayar pajak, kita berkontribusi terhadap program pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pajak yang kita bayarkan menjadi dana yang dikelola pemerintah untuk membiayai berbagai layanan publik, termasuk makan siang di sekolah. Seperti halnya listrik yang membutuhkan pembayaran rutin untuk operasionalnya, program makan siang gratis memerlukan dana yang berasal dari pajak masyarakat agar dapat terus berfungsi dan memberikan manfaat.

Sumber Pendanaan Program Makan Siang Gratis

Program makan siang gratis di sekolah adalah inisiatif penting yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kinerja belajar anak-anak. Pendanaan untuk program ini bersumber dari anggaran negara, yang pada gilirannya dibiayai oleh pajak yang dibayarkan oleh masyarakat. Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa meskipun layanan ini disebut "gratis," mereka berperan aktif dalam pendanaannya melalui kontribusi pajak.

Mekanisme pengumpulan pajak dan alokasi anggaran: Pajak adalah sumber utama pendapatan pemerintah untuk mendanai berbagai layanan publik. Di Indonesia, pajak dikumpulkan melalui berbagai mekanisme, termasuk pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB), dan lainnya. 

Setelah pajak dikumpulkan, pemerintah menyusun anggaran negara yang mengalokasikan dana untuk berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan program sosial. Dalam konteks program makan siang gratis, pemerintah mengalokasikan dana berdasarkan prioritas nasional untuk memastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang diperlukan untuk mendukung perkembangan dan pendidikan mereka. Proses ini melibatkan perencanaan dan penganggaran yang matang oleh kementerian terkait, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah anak yang membutuhkan dan biaya operasional program.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun