Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Arisan Keluarga: Mempererat Persaudaraan atau Merenggangkan Dompet?

13 Juni 2024   05:08 Diperbarui: 13 Juni 2024   05:13 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Arisan adalah kegiatan pengumpulan dana berkala oleh sekelompok orang. Setiap anggota menyumbangkan sejumlah uang pada setiap pertemuan. Dana yang terkumpul diberikan secara bergilir kepada setiap anggota berdasarkan undian. Tradisi arisan memiliki akar kuat dalam masyarakat kita. Sering digunakan untuk mempererat hubungan sosial, memperkuat ikatan kekeluargaan, dan membangun jaringan komunitas yang solid. Praktik ini telah ada sejak lama dan terus berkembang dalam berbagai bentuk dan tujuan, seperti arisan keluarga, teman kantor, dan komunitas. Selain menjadi sarana menabung kolektif, arisan dapat menciptakan kesempatan berkumpul dan bersosialisasi. Dalam keluarga, terutama di perantauan, arisan mempererat tali silaturahmi dan menjaga kebersamaan di tengah kesibukan masing-masing anggota. Arisan juga memberikan keuntungan finansial, terutama bagi anggota yang membutuhkan dana mendesak. Dua sisi arisan keluarga: mempererat persaudaraan dan risiko yang dapat merenggangkan dompet merupakan inti artikel ini. Diharapkan pembaca memahami dampak arisan keluarga dan mengambil keputusan bijak dalam praktiknya.

Manfaat Arisan Keluarga

Arisan keluarga mempererat persaudaraan selain bermanfaat ekonomis. Melalui arisan, keluarga dapat berkumpul dan bersosialisasi secara rutin. Menurut Rhenald Kasali (2019), dalam Interaksi Sosial dalam Arisan, kegiatan seperti arisan dapat meningkatkan interaksi sosial dan memperkuat jaringan sosial yang penting bagi kenyamanan psikologis dan sosial individu serta memperkuat ikatan emosional dan menciptakan solidaritas yang lebih kuat di antara anggota keluarga.

Melalui arisan, hubungan antar-anggota keluarga menjadi semakin kuat. Arisan juga mendorong rasa kebersamaan dan solidaritas di antara anggota keluarga. Menurut Paus Benediktus XVI, dalam ensiklik Caritas in Veritate (2009), kegiatan-kegiatan kolektif yang didasarkan pada kepercayaan dan kerja sama dapat memperkuat solidaritas sosial dan meningkatkan kesejahteraan bersama.

Selain mempererat persaudaraan, arisan keluarga memiliki manfaat ekonomis. Setiap anggota memiliki kesempatan untuk menyisihkan uang secara teratur, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Emil Salim (2017), dalam Mengelola Keuangan Keluarga, menyebutkan arisan sebagai cara efektif untuk mengelola keuangan dengan cara yang lebih teratur dan disiplin.

Dalam kondisi darurat finansial, arisan bisa menjadi penyelamat bagi anggota keluarga yang membutuhkan dana segera. Ketika kebutuhan mendesak, seperti biaya pendidikan atau kesehatan, arisan dapat memberikan bantuan yang sangat berharga.

Dengan sistem giliran, setiap anggota memiliki kesempatan untuk mendapatkan dana pada waktu tertentu. Ini memungkinkannya seseorang merencanakan dan mempersiapkan penggunaan dana tersebut untuk keperluan yang lebih mahal, seperti renovasi rumah atau modal usaha. Menurut Syafii Antonio (2001) dalam Bank Syariah: Teori dan Praktik, mekanisme pengumpulan dana seperti arisan dapat membantu masyarakat mengakses dana yang lebih besar tanpa harus bergantung pada pinjaman berbunga tinggi.

Risiko Arisan Keluarga

Arisan keluarga juga mengandung risiko, antara lain berpotensi merenggangkan dompet, dan timbulnya konflik internal. Arisan memerlukan kontribusi finansial secara rutin. Ini bisa memberatkan anggota, terutama keluarga yang berpendapatan terbatas. Menurut Sri Adiningsih (2018) dalam Manajemen Keuangan Rumah Tangga, kewajiban finansial yang terikat pada arisan menyebabkan beban tambahan yang signifikan pada anggaran rumah tangga, terutama jika anggota tidak mampu menyisihkan dana secara konsisten.

Salah satu risiko dalam arisan adalah kemungkinan adanya anggota yang gagal membayar iuran tepat waktu. Hal ini bisa menimbulkan masalah, baik bagi anggota yang tidak membayar maupun seluruh kelompok.

Kewajiban berpartisipasi dalam arisan dapat menyulitkan pengelolaan keuangan pribadi. Jika tidak dikelola dengan baik, iuran arisan dapat mengganggu anggaran bulanan dan menyebabkan masalah keuangan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun