Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Membongkar Bahaya Kesesatan Berpikir dalam Kehidupan Sehari-hari

7 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 7 Juni 2024   17:24 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seseorang percaya bahwa menghindari angka 13 dapat mencegah nasib buruk. Sejumlah orang yakin bahwa karena cuaca selalu cerah setelah hujan maka mereka harus selalu membawa payung setiap hari. Cerita-cerita ini mungkin terdengar sepele, namun merupakan contoh nyata kesesatan berpikir yang bisa memengaruhi cara seseorang membuat keputusan.

Kesesatan berpikir (fallacy), adalah kesalahan dalam proses berpikir yang bisa mengarahkan kita pada kesimpulan yang salah. Kesesatan ini bisa terjadi di mana saja, mulai dari percakapan sehari-hari hingga keputusan penting dalam hidup. Artikel ini berusaha membongkar bahaya kesesatan berpikir dalam kehidupan sehari-hari. Memahami kesesatan berpikir dan cara mengatasnya sangat penting. Hal ini kita belajar berpikir kritis, menghindari jebakan logika yang menyesatkan, dan mengambil keputusan yang lebih bijak.

Jenis-jenis Kesesatan Berpikir

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tanpa sadar terjebak dalam berbagai jenis kesesatan berpikir. Ada banyak jenis kesesatan berpikir yang dapat dipelajari melalui Logika, namun di sini hanya dikemukakan beberapa yang relevan.

Kesesatan ad hominem. Kesesatan ini terjadi ketika seseorang menyerang sifat pribadi lawan bicaranya, bukan argumen yang disampaikan. Misalnya, "Bagaimana bisa kita percaya pada pendapat John tentang lingkungan? Dia bahkan pernah gagal dalam mata pelajaran biologi di sekolah." Dalam politik, ad hominem digunakan untuk mendiskreditkan lawan tanpa membahas isu yang sebenarnya. Misalnya, kandidat politik yang tidak memiliki jawaban kuat tentang kebijakan lingkungan akan menyerang kehidupan pribadi lawannya untuk mengalihkan perhatian.

Kesesatan strawman. Kesesatan berpikir ini melibatkan penyederhanaan atau pemutarbalikan argumen lawan sehingga lebih mudah diserang. Misalnya, "Orang yang mendukung peningkatan anggaran kesehatan hanya ingin memboroskan uang pajak tanpa batas." Dalam debat publik, strawman digunakan untuk membuat argumen lawan terlihat lemah atau ekstrem, sehingga lebih mudah diserang dan dibantah.

Kesesatan false dilemma. Kesesatan ini terjadi ketika seseorang menyederhanakan situasi kompleks menjadi hanya dua pilihan ekstrem, padahal mungkin ada lebih banyak opsi yang relevan. Misalnya, "Anda harus memilih antara mendukung kebijakan ini atau melihat ekonomi kita runtuh." Dilema ini sering digunakan dalam iklan atau kampanye politik untuk memaksa audiens memilih satu opsi tanpa mempertimbangkan alternatif lain yang mungkin lebih masuk akal.

Kesesatan slippery slope. Kesesatan berpikir ini melibatkan asumsi bahwa suatu tindakan kecil akan memulai rangkaian peristiwa yang tidak dapat dihentikan, berujung pada hasil yang ekstrem. Misalnya, "Jika kita mengizinkan siswa membawa ponsel ke sekolah, nanti mereka akan menggunakannya sepanjang waktu dan tidak belajar sama sekali." Dalam debat hukum atau sosial, slippery slope digunakan untuk menakut-nakuti orang agar menolak perubahan dengan memperlihatkan skenario bencana yang tidak realistis.

Kesesatan bandwagon. Kesesatan berpikir ini terjadi ketika seseorang percaya atau melakukan sesuatu hanya karena banyak orang lain melakukannya. Misalnya, "Semua teman saya sudah membeli gadget terbaru, jadi saya juga harus membelinya." Kesesatan ini sering digunakan dalam iklan untuk membuat produk terlihat populer, sehingga orang merasa harus membelinya agar tidak ketinggalan.

Dampak Kesesatan Berpikir

Kesesatan berpikir bukanlah sekadar kesalahan logika yang sepele. Dampaknya bisa sangat merugikan, baik pada tingkat individu maupun masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun