Langkah Strategis Menuju Kesetaraan Gender
Untuk mengatasi stereotip gender dalam penggunaan kata-kata bahasa Indonesia yang cenderung merendahkan derajat dan peran perempuan, diperlukan upaya yang bersifat inklusif, edukatif, dan progresif.
Pertama, meningkatkan kesadaran akan stereotip gender dalam bahasa dan dampaknya terhadap masyarakat. Pendidikan mengenai kesetaraan gender dan pentingnya bahasa yang inklusif dapat diperkenalkan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya.
Kedua, mengadakan kampanye publik dan kegiatan sosialisasi yang mempromosikan kesadaran akan bahasa seksis dan cara menghindari penggunaannya. Hal ini bisa dilakukan melalui media sosial, seminar, lokakarya, dan acara komunitas lainnya.
Ketiga, menggalakkan penggunaan bahasa yang lebih inklusif dan netral dari aspek gender. Misalnya, menghindari penggunaan kata ganti maskulin universal seperti "dia" atau "mereka" tanpa menentukan jenis kelamin, atau menggunakan bentuk kata-kata yang netral.
Keempat, mengganti kata-kata atau frasa seksis dengan alternatif yang lebih netral dan inklusif. Hal ini dapat melibatkan revisi teks-teks resmi, kampanye penyadaran, serta pembinaan terhadap penggunaan bahasa yang lebih sensitif terhadap gender.
Kelima, memberdayakan perempuan untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam merancang dan memengaruhi penggunaan bahasa dalam masyarakat. Dan melibatkan perempuan dalam proses pembuatan kebijakan bahasa dan pengembangan sumber daya bahasa yang lebih inklusif.
Keenam, mendorong institusi dan organisasi untuk mengadopsi kebijakan dan panduan resmi yang mendukung penggunaan bahasa yang inklusif dari aspek gender. Hal ini, termasuk peninjauan kembali panduan penerbitan, pedoman perekrutan, dan kebijakan komunikasi internal dan eksternal.
Ketujuh, melibatkan para pakar bahasa, sosiolinguistik, dan feminisme dalam upaya untuk mengatasi stereotip gender dalam bahasa. Kolaborasi ini dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan solusi yang lebih efektif dalam merancang strategi penggunaan bahasa yang lebih inklusif.
Melalui langkah-langkah di atas, diharapkan dapat tercipta perubahan yang signifikan dalam penggunaan bahasa yang lebih sensitif terhadap gender. Kecuali itu, upaya-upaya tersebut mendorong tercapainya kesetaraan gender yang lebih besar dalam masyarakat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H