Beberapa hari ini terdengar riuh riang anak-anak sekolah dasar di Yogyakarta yang mulai menjalani pembelajaran tatap muka setelah sekian lama tidak bisa mengunjungi kelasnya.Â
Keceriaan anak-anak dalam merespons ajakan guru begitu tinggi, sehingga membuat suasana belajar di dalam kelas yang berlangsung singat tersebut menggembirakan.Â
Meski protokol kesehatan dilakukan cukup ketat anak-anak tetap menunjukkan antusiasme dalam belajar di dalam kelas bersama dengan teman dan gurunya.Â
Di sisi lain kegembiraan tersebut dibayangi kecemasan akan virus corona yang masih menjadi ancaman bagi kita semua.Â
Apa yang perlu dilakukan menghadapi situasi yang tidak menentu sekarang ini agar pembelajaran siswa tetap berjalan dengan baik?Â
Bayang-bayang Omicron
Bulan Januari 2022 dimulai pembelajaran tatap muka 100 persen untuk daerah-daerah dengan level satu dan dua penularan Covid-19.Â
Banyak daerah berupaya untuk segera melaksanakan instruksi yang diberikan oleh pemerintah agar segera melaksanakan pembelajaran tatap muka penuh.Â
Beragam tanggapan diberikan oleh orang tua siswa terkait kebijakan ini. Sebagian besar menyambut antusias pembelajaran tatap muka terbatas ini, karena pendidikan anak-anak kurang efektif dilaksanakan selama pembelajaran jarak jauh.
Banyak segi pembinaan kehidupan siswa yang tak bisa dilaksanakan meski pembelajaran tetap berlangsung secara online.Â