Mohon tunggu...
Agustinus Sukamdi
Agustinus Sukamdi Mohon Tunggu... Guru - Literasi sebagai wujud nyata pengembangan pendidikan.

Guru SMP Xaverius 1 Palembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebersamaan Pegawai SMP Xaverius 1 Palembang Memahami Budaya di Bali (4)

11 Juni 2024   17:07 Diperbarui: 11 Juni 2024   17:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Selasa, 11 Juni 2024 tour guide Mbok Kadek kembali memandu rombongan bapak dan ibu pegawai SMP Xaverius 1 Palembang dalam perjalanan mereka menjelajahi keindahan dan kekayaan budaya Bali. Berikut adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan:

1. Batu Bulan: Menonton Kesenian Tradisional Tari Barong

Perjalanan dimulai dengan kunjungan ke Batu Bulan, di mana rombongan disuguhkan dengan pertunjukan kesenian tradisional Tari Barong. Tarian ini menceritakan kisah Dewi Kunti, yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan mitologi Hindu Bali. Mbok Kadek menjelaskan dengan penuh semangat tentang makna dan sejarah tarian ini, sehingga memberikan pemahaman mendalam kepada para peserta tour.

Tari Barong. Dok. Pribadi
Tari Barong. Dok. Pribadi

2. Kintamani: Menikmati Pemandangan Gunung dan Danau Batur

Setelah menikmati kesenian di Batu Bulan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kintamani. Di sini, mereka disuguhi pemandangan spektakuler Gunung dan Danau Batur. Mbok Kadek bercerita tentang kerjasama antara Tionghoa dan Bali yang erat. Kisah ini melibatkan tradisi kerajaan Bali dan Tionghoa, seperti barongsai dan pedang. Mbok Kadek juga mengisahkan legenda Raja Jaya Bangus yang bertapa untuk mencari keturunan dan akhirnya bertemu dengan Dewi Danu, sebuah cerita cinta yang penuh dengan liku-liku dan konflik.

3. Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli

Setelah menikmati pemandangan alam Kintamani, rombongan menuju Desa Adat Penglipuran di Kabupaten Bangli. Desa ini terkenal dengan keasriannya dan rumah adat Bali yang beratap bambu asli. Para pegawai disebar ke rumah-rumah keturunan raja untuk lebih mendalami budaya dan tradisi setempat. Mereka juga mengunjungi home industri Loloh Cem-cem, minuman tradisional Bali yang menyehatkan.

Desa Penglipuran sudah ada sejak dahulu, konon pada zaman Kerajaan Bangli. Para leluhur penduduk desa ini datang dari Desa Bayung Gede dan menetap sampai sekarang, sementara nama “Penglipuran” sendiri berasal dari kata Pengeling Pura yang mempunyai makna tempat suci untuk mengenang para leluhur (https://www.disparbud.banglikab.go.id/artikel/desa-penglipuran).

4. Kuta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun