"Ketika kita berada di jalanan maka kita banya melihat spanduk atau banner terpampang di pinggir jalan.
Ketika kita menonton televisi entah siaran langsung seperti bulu tangkis, sepak bola, berita, bahkan sinetron maka kita menjumpai dengan sengaja disuguhkan iklan.
Ketika kita membuka media sosial, maka kita akan berjumpa juga dengan iklan."
Sepenggal kalimat yang bisa ditulis dari pikiran yang terlintas dan bisa dibuat oleh siapa saja secara pribadi maupun lembaga baik lembaga yang bergerak di bidang jasa maupun produk.Â
Kondisi saat ini berbeda dengan puluhan tahun lalu, dimana media sosial belum serame saat ini. Jika suatu perusahaan ingin mengenalkan suatu produknya maka perusahaan tersebut akan mengenalkan produknya kepada masyarakat. Inilah yang disebut promosi dan periklanan.Â
Periklanan menurut William G. Nickels (Basu Swasta, 1984, Sukamdi, 2001) bahwa periklanan adalah kombinasi non individual, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba serta individu-individu. Dari pengertian ini sangat jelas bahwa sebagai perusahaan yang menjual atau membuat produk atau jasa ataupun lembaga non laba bisa seperti sekolah harus melakukan kegiatan periklanan.Â
Menurut Fandy Tjiptono, promosi adalah komunikasi pemasaran yang dikerjakan untuk mempengaruhi, menyampaikan sesuatu, membujuk, serta meningkatkan pasar sasaran dari suatu perusahaan (Kompas.com, 19 Feb 2022). Sangat jelas juga di sini bahwa promosi itu komunikasi antara lembaga atau perusahaan dengan masyarakat luas sebagai pembeli.Â
Bagaimana dengan dunia pendidikan yang termasuk dalam lembaga non laba di era persaingan ketat antara sekolah negeri dan sekolah swasta juga sekolah swasta dan sekolah swasta? Jika melihat situasi saat ini yang berkembang maka sekolah negeri masih dimudahkan dalam penerimaan peserta Didik baru karena salah satu pertimbangan orang tua menyekolahkan anak-anaknya adalah permasalah biaya, maka sekolah negeri menjadi tujuannya.Â
Maka untuk itu sekolah swasta yang "penghidupannya" dari iuran SPP peserta didik harus berlomba-lomba melakukan kegiatan periklanan atau promosi sehingga dikenal dan akhirnya menarik anak juga orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah tersebut.Â
Persaingan lembaga pendidikan swasta dengan swasta lebih ketat lagi dalam hal penerimaan peserta didik. Selain periklanan dan promosi yang dilakukan, juga terkait fasilitas serta kualitas yang dapat dirasakan oleh calon peserta didik dimana hal ini sangat berpengaruh kepada pilihan orang tua menjatuhkan pilihannya kepada lembaga pendidikan tersebut.Â