Mohon tunggu...
Agustini Sri Redjeki
Agustini Sri Redjeki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

ibu-ibu yang seneng nulis ,dengerin musik dan pendengar yang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tulang Punggung Itu Perempuan Bernama Roro

27 Juni 2022   21:09 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:22 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mas Abi pun sekarang sudah mendapat pekerjaan yang lumayan dan bisa membantu mbak Roro secara financial.

Namun, Cobaan kembali datang, Ayah Mbak Roro di Jawa meninggal dunia, betapa kesedihan, kesenangan datang silih berganti.

Mbak Roro pun segera berangkat ke rumah Almarhum ayahnya di Jawa, dikarenakan keadaan keuangan yang  sangat minim, mbak roro berangkat sendiri.

Pasti sedih luar biasa yang dirasakan Mbak Roro atas kehilangan ayah satu-satunya, karena Ibu nya mbak Roro sudah tidak ada saat mbak Roro masih kecil. dan aku yang mendengarnya hanya bisa merasakan kesedihannya.

Setelah beberapa bulan kehilangan Ayah tercinta, Mbak Roro kembali lagi mendapatkan ujian , saat ini ujiannya adalah adanya wanita idaman lain.
Mas Abi di tempat kerjanya yang baru ternyata diam-diam menjalin kasih dengan teman kerjanya.

Apakah ini yang namanya ujian laki-laki ?? Harta, tahta, wanita??

Tapi kembali, mbak Roro ketika aku Tanya tentang masalah ini, tidak ada air mata setetespun yang keluar dari matanya.

Apakah air matanya sudah terkuras habis saat awal-awal menikah dengan Mas Abi, dengan begitu banyaknya cobaan pernikahan yang datang.

“ Baru kata orang kok..aku belum lihat dengan mata kepala aku sendiri”

“ Aku sudah Pasrah kok..”

“Aku Hanya mencari Surgaku saja”

      “Mas Abi juga Tidak akan mau melepaskan Aku begitu saja”

Ternyata Begitu Kuat , Allah cipatakan engkau Mbak roro, Mungkin Kalau aku yang mengalami ini semua aku udah tidak kuat dan mungkin sudah minta pisah dari dulu.

Aku kagum pada kekuatanmu Mbak Roro…pada keikhlasanmu…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun